REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pengungkap rahasia intelijen Amerika Serikat Edward Snowden meminta Presiden Barack Obama memberikan pengampunan kepadanya, Selasa (13/9). Ia mengatakan itu secara moral perlu untuk menerangi perkara pengawasan massal.
Mantan kontraktor intelijen itu menghabiskan tiga tahun dalam pengasingan di Rusia setelah mencetuskan pembocoran data rahasia terbesar dalam sejarah Amerika Serikat, menyulut kecaman tentang isu pengawasan massal.
"Jika tidak untuk pengungkapan ini, kalau bukan untuk penyingkapan ini, kita mungkin akan lebih buruk," kata Snowden kepada surat kabar Inggris The Guardian dalam wawancara dengan tautan video dari Moskow, Senin.
"Ya, ada hukum-hukum dalam buku yang menyatakan satu hal, tapi itu mungkin mengapa kuasa mengampuni ada--untuk pengecualian, untuk hal-hal yang mungkin melanggar hukum dalam tulisan pada satu halaman tapi ketika kita lihat mereka secara moral, ketika kita lihat mereka secara etis, ketika lihat hasilnya, tampaknya itu perlu," katanya seperti dikutip Antara News.
Pria 33 tahun itu mengatakan ia memperoleh dukungan luas, menyebut publik dan masyarakat luas peduli dengan isu-isu ini jauh dari yang ia bayangkan.
Snowden, yang izin tinggalnya di Rusia habis tahun depan, menjelaskan dia bersiap mendekam di penjara Amerika Serikat. Dia menambahkan bersedia melakukan banyak pengorbanan demi negaranya.
Tahun lalu Gedung Putih menolak satu petisi yang ditandatangani oleh 150 ribu lebih yang mendesak pemberian pengampunan bagi Snowden. Gedung Putih menyatakan Snowden harus diadili oleh juri dari kalangannya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
