Rabu 21 Sep 2016 14:26 WIB

AS Usut Motif Pengebom New York

Tersangka peletak bom New York yang terlibat baku tembak dengan polisi di Linden, New Jersey, Ahmad Khan Rahami, Selasa, 20 September 2016.
Foto: Nicolaus Czarnecki/Boston Herald via AP
Tersangka peletak bom New York yang terlibat baku tembak dengan polisi di Linden, New Jersey, Ahmad Khan Rahami, Selasa, 20 September 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, LINDEN -- Para penyelidik AS, Selasa (20/9), sedang meneliti alasan pria kelahiran Afghanistan meletakkan bom di sekitar kawasan New York akhir pekan ini, termasuk apakah tersangka merupakan kaki tangan atau mengalami radikalisasi di luar negeri.

Ahmad Khan Rahami (28 tahun) ditahan pada Senin di Linden, New Jersey setelah terlibat baku tembak dengan polisi. Polisi dipanggil oleh seorang pemilik bar di kawasan itu, yang mencurigai pria berjenggot yang tertidur di depan pintu kedainya di tengah hujan, mirip dengan tersangka pengeboman.

Rahami dan dua petugas polisi terluka dalam baku tembak tersebut. Peristiwa tersebut membuat New York dalam situasi mencekam dan memantik perdebatan mengenai keamanan AS, tujuh pekan sebelum pemilihan presiden, sementara kandidat Donald Trump dan Hillary Clinton sekali lagi terlibat perselisihan pada Senin.

Rahami menjadi tersangka dalam serangkaian pengeboman pada akhir pekan, termasuk ledakan di kawasan Chelsea, New York yang padat, melukai 29 orang, serta dua ledakan di pinggir kota New Jersey yang tidak menimbulkan korban.

Ia tinggal bersama keluarganya di atas restoran First American Fried Chicken di Elizabeth, New Jersey. Perjalanan tersangka ke luar negeri dalam pemeriksaan. Media AS melaporkan Rahmani beberapa kali bepergian ke Pakistan dan negara kelahirannya, Afghanistan.

Polisi mencari informasi apakah ia mengalami radikalisasi selama masa itu. Sumber-sumber keamanan AS memastikan Rahami menjalani pemindaian kedua sepulangnya dari perjalanan keluar negeri dalam beberapa tahun terakhir dan selalu lolos.

Mereka yang baru datang dari Afghanistan dan Pakistan, tempat keberadaan Taliban cukup kuat di kedua negara itu, secara rutin diwajibkan menjalani pemindaian lapis kedua. "Kemungkinan ada penahanan dan penyisiran lebih intensif dalam situasi seperti itu," kata senator AS Angus King dari Maine kepada CNN.

Istri Rahami meninggalkan AS beberapa hari sebelum pengeboman itu, demikian dilaporkan CNN, Selasa, mengutip sumber penegakan hukum.

Pihak berwajib tidak memberikan informasi apa pun mengenai kemungkinan motif Rahami, yang oleh jaksa Union County didakwa atas lima tuduhan percobaan pembunuhan tingkat pertama dan dua dakwaan tingkat dua terkait senjata. Ia berada dalam kondisi kritis namun stabil akibat cedera yang dialaminya, dan polisi belum bisa menanyainya secara mendalam, kata Komisioner Departemen Kepolisian New York James O'Neill, Selasa.

O'Neill, yang baru dilantik sebagai komisioner pada Senin, mengatakan petugas menemukan Rahami bersembunyi sendirian.

"Ini pertanda baik kami menemukannya di depan pintu. Mudah-mudahan ini berarti bahwa ia tidak punya tempat untuk lari," kata O'Neill kepada program TV CBS "This Morning".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement