Senin 26 Sep 2016 21:25 WIB

Sofjan Iskandar, Penemu Bibit Unggul Ayam Pedaging Lokal

Sofjan Iskandar, pakar Pakan dan Nutrisi Ternak dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Ciawi Bogor peneliti dan pencipta bibit unggul ayam lokal pedaging Sensi (sentul terseleksi) yang menempuh studi master dan PhD di bidang peternakan di Australia.
Foto:

Ciptakan ayam lokal unggulan

Saat ini ayam ras mendominasi pemenuhan kebutuhan pangan daging nasional hingga lebih dari 50 persen. Sementara tingkat konsumsi ayam lokal menurut data Himpunan Peternak Ayam Kampung Seluruh Indonesia 2015, baru sekitar 16 persen saja. Melihat ketimpangan ini, pria kelahiran Bandung, 22 Februari 1954 ini pun bertekad menciptakan rumpun ayam lokal unggulan.

“Sebelumnya tahun 2008, kita sudah punya bibit ayam kampung ungulan tapi baru untuk ayam petelur saja yaitu ayam KUB. Nah sejak 2009, kita berusaha untuk menciptakan ras ayam lokal yang unggul untuk dikonsumsi atau ayam pedaging,” katanya.

Sejak 2009, Prof Sofjan berusaha menyeleksi dan memurnikan salah satu ras ayam lokal yakni ayam Sentul yang berasal dari Kabupaten Ciamis untuk dijadikan ayam lokal unggulan. Ayam sentul banyak dipelihara masyarakat sebagai penghasil daging dan telur.

Setelah melakukan proses seleksi selama enam tahun atau sekitar enam generasi, ia pun berhasil menciptakan galur murni ayam Sensi (Sentul Terseleksi). Dibandingkan dengan ayam lokal lainnya, pertumbuhan berat badan ayam Sensi lebih cepat ketimbang ayam kampung jenis lainnya, yakni bisa mencapai berat satu Kg dalam waktu delapan-10 minggu.

Menurut Prof Sofjan Iskandar kini Balitnak sedang aktif mempromosikan agar bibit ayam Sensi hasil penelitiannya dapat tersebar ke seluruh daerah di tanah air dengan menggandeng peternak ayam lokal di daerah-daerah. Daging ayam lokal memiliki kelebihan dibandingkan daging ayam ras/broiler.

Selain rasanya yang lebih enak, daging ayam lokal juga dianggap lebih sehat karena memiliki kadar lemak yang rendah dan juga tingkat paparan residu antibiotik yang lebih rendah. Tak heran jika menurut Prof Sofjan saat ini industri ayam lokal di tanah air mulai menggeliat.

“Sekarang ayam lokal sudah mulai diminati oleh banyak kalangan konsumen, terlebih lagi orang sudah semakin sadar dengan bahaya kesehatan dari obat antibiotik yang banyak disuntikan pada ayam ras. Banyak peternak ayam lokal saat juga kesulitan mencari bibit ayam lokal untuk dibesarkan dan dijadikan ayam pedaging,” katanya.

Promosi ayam lokal pedaging unggul Sensi
Prof. Sofjan Iskandar (dua dari kanan) bersama tim dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) dalam sebuah kegiatan pengenalan bibit unggul ayam lokal pedaging Sensi.

Kehadiran bibit ayam lokal pedaging unggulan berupa ayam Sensi ini diharapkan dapat memuluskan target pemerintah menjadikan unggas lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Dan dalam satu dekade mendatang kontribusi unggas lokal bisa didongkrak menjadi sebesar 25 persen dari total produksi unggas nasional.

Kini selain sibuk melatih para peternak didalam negeri mengenai budidaya ayam lokal unggulan Sensi, Prof Sofjan Iskandar juga sering diundang oleh para peternak unggas lokal di negara tetangga seperti Malaysia dan Philipina yang juga berminat mengembangkan budi daya ayam lokal di daerah mereka.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/studi-nad-inovasi/profil-prof-sofjan-iskandar-pencipta-ras-ayam-lokal-unggulan/7876360
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement