Kamis 29 Sep 2016 15:46 WIB

Perempuan Jerman dan Bayinya Berhasil Lolos dari Penculik Suriah

Jurnalis Jerman Janina Findeisen yang berhasil lolos dari penculiknya di Suriah. Ia lolos bersama bayinya.
Foto: focus.de
Jurnalis Jerman Janina Findeisen yang berhasil lolos dari penculiknya di Suriah. Ia lolos bersama bayinya.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Seorang permepuan Jerman yang diculik di negara berkecamuk Suriah pada 2015 dan melahirkan saat dalam penyekapan, berhasil melarikan diri bersama bayinya ke Turki, Rabu (28/9), kata Kementerian Luar Negeri Jerman.

"Perempuan Jerman dan bayinya yang lahir saat ia diculik berada dalam kondisi sehat dengan mempertimbangkan situasi," kata Kemenlu dalam sebuah pernyataan.

Keduanya saat ini berada dalam penanganan pejabat konsuler Jerman dan anggota polisi federal Jerman di Turki. Harian Jerman Bild mengatakan perempuan tersebut adalah seorang wartawan lepas yang bekerja untuk harian Munich Sueddeutsche Zeitung dan stasiun penyiaran NDR.

Kelompok non-profit Reporter Tanpa Batas Jerman, menyambut baik berita tersebut. "Kasus ini kembali menunjukkan bahaya yang tak bisa diperhitungkan dimana wartawan terus terpapar dalam perang Suriah," kata direktur kelompok tersebut, Christian Mihr.

Ia mengatakan adalah penting kebanyakan media Jerman menahan diri dari menuliskan dan membuat sensasi atas kasus ini. "Pemerintah Jerman lega dengan hasil kasus ini mengingat sangat sulitnya situasi keseluruhan di Suriah," kata kementerian.

Seorang juru bicara kementerian mengatakan ia tidak bia memberikan informasi rinci mengenai kasus ini, dengan alasan pertimbangan privasi. Polisi federal Jerman belum bisa dihubungi untuk berkomentar.

Majalah berita Focus melaporkan kasus tersebut pada Februari, menyebutkan nama perempuan berusia 27 tahun itu sebagai Janina Findeisen, yang menulis menggunakan nama samaran Marie Delhaes. Majalah tersebut menyebutkan ia diculik pada Oktober 2015 dan melahirkan anak lelaki pada Desember.

Disebutkannya perempuan itu diculik oleh sebuah faksi dalam kelompok militan Nusra Front, yang baru-baru ini berubah nama menjadi Jabhat Fateh-al-Sham (JFS), yang meminta uang tebusan lima juta euro untuk pembebasannya. JFS pada Rabu dalam akun Tweeternya membantah berada dibalik penculikan itu, dan mengatakan mereka membebaskan wanita dan bayinya itu dari penjara dimana mereka ditahan oleh "kelompok kecil" tanpa nama, demikian dilaporkan Kelompok Intelijen SITE.

Focus mengutip sumber di kepolisian federal yang mengatakan, pada Februari Findeisen dipikat untuk ke Suriah, oleh seorang perempuan yang ia kenal dari Bonn, dengan janji akan mendapatkan informasi eksklusif mengenai militan. Kedutaan Besar Jerman di Ankara mempersiapkan pemulangan perempuan tersebut ke Jerman dan berterima kasih kepada pemerintah Turki dan rekan-rekan internasional lain atas bantuan yang mereka berikan dalam kasus ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement