Selasa 11 Oct 2016 03:10 WIB

Badai Haiti Tingkatkan Potensi Wabah Kolera

Rep: Kabul Astuti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Suasana kota yang porak poranda karena Badai Matthew di Haiti
Foto: Reuters/UN/Logan Abassi
Suasana kota yang porak poranda karena Badai Matthew di Haiti

REPUBLIKA.CO.ID, MARFRANC -- PBB memperkirakan badai yang melanda Haiti telah meningkatkan risiko lonjakan baru jumlah kasus kolera. Wabah kolera yang pecah sejak 2010 telah menewaskan sekitar 10 ribu orang. Lebih dari 800 ribu orang menderita penyakit ini.

Roosevelt Zamos dari Civil Protection Agency (Badan Perlindungan Sipil) mengatakan ada 40 kasus kolera di Jeremie saja. "Sebanyak delapan orang telah meninggal karena kolera di Grand-Anse sejak badai," kata Roosevelt Zamos dilansir dari Associated Press, Selasa (11/10).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan gejala kolera dapat mengenai seseorang dalam jangka waktu 12 jam sampai lima hari setelah menelan makanan yang terkontaminasi.

Selama hampir sepekan, pasien tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai. Klinik darurat yang bertempat di kantor polisi penuh sesak. Pasien sebagian terpaksa ditempatkan di luar.

Dokter di bagian pusat kolera Departemen Kesehatan, Thiery Francois mengatakan pihaknya belum tahu berapa banyak kasus baru yang telah disebabkan oleh badai ini. "Tentu saja ada kasus yang kita tidak tahu apa-apa tentangnya," katanya sembari merujuk beberapa daerah terisolasi.

Orang-orang di pantai Port Salut dan Les Cayes mengatakan bahwa hanya sedikit bantuan sampai pada mereka. Selain makanan dan air, mereka membutuhkan pakaian dan sepatu untuk mencegah kaki tertusuk paku yang berserakan. Gelombang air laut mengontaminasi cadangan air bersih.

Bantuan diangkut dengan helikopter ke kota yang hancur itu. Tiga dari sembilan helikopter AS telah tiba di Jeremie pada Ahad (9/10). Ratusan orang sudah menunggu helikopter dibongkar di luar lapangan.

"Saya kehilangan semua yang saya miliki dalam badai ini. Saya hanya datang ke sini untk mendapatkan bantuan,' ucap seorang petani korban bencana badai, Markus Bagard.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement