Selasa 11 Oct 2016 01:55 WIB

Haiti Belum Pulih

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Permukiman yang porak poranda karena Badai Matthew di Haiti
Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins
Permukiman yang porak poranda karena Badai Matthew di Haiti

REPUBLIKA.CO.ID, JEREMIE -- Kuburan massal masih terus digali hingga sepekan setelah badai Matthew menyapu Haiti. Jasad-jasad tak bernama yang kondisinya sulit dikenali tidak bisa lagi menunggu lama.

Pada Ahad (9/10), pemerintah mengatakan jumlah korban tewas ternyata melampaui 1.000 orang. Sejumlah area yang dulu tempat berdiri bangunan telah porak-poranda, hampir rata dengan tanah.

Di sana, anak-anak bermain dan sejumlah orang menyaksikan proses penguburan korban tewas. Badai kategori lima itu menyapu Haiti pada Selasa dengan kecepatan angin 233 km per jam, dibarengi hujan desar dan banjir, Matthew jadi badai terburuk dalam satu dekade terakhir. PBB mengatakan 1,4 juta orang butuh bantuan pascagempa. Apalagi kini, bencana lain mulai memangsa, kolera.

Pasokan air bersih telah tercemar dan penduduk sulit memperoleh air yang layak. Kekhawatiran akan wabah kolera mulai merebak di negara termiskin Amerika ini. Jumlah kematian mencapai 1.000 orang merupakan perhitungan yang dilansir Reuters. Sementara badan perlindungan sipil Haiti menyebut korban tewas adalah 336 orang.

Pejabat senior Haiti, Kedner Frenel mengatakan penguburan korban tewas dilakukan di Jeremie. "Jasad-jasad ini mulai membusuk," kata dia. Frenel tidak sepakat dengan perhitungan jumlah korban oleh pemerintah.

Menurutnya, 522 orang tewas di Grand'Anse. Sebanyak 15 dari 18 wilayah telah melaporkan jumlah korban mencapai 386 orang. Di sisa wilayah, 92 orang tewas. Sehingga angka dari pemerintah masih sangat minim.

Menurutnya, kolera pun semakin mengancam. Sehingga pemerintah mulai fokus mendapatkan air bersih, makanan dan obat-obatan bagi korban selamat. Kini mereka tinggal di tenda-tenda pengungsian yang padat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement