Jumat 11 Nov 2016 12:40 WIB

Abbas: Saya Tahu Pembunuh Yasser Arafat

Rep: mgrol086/ Red: Agus Yulianto
Warga Palestina masih mengelu-elukan Yasser Arafat dalam perayaan milad PLO.
Foto: www.aljazeera.com
Warga Palestina masih mengelu-elukan Yasser Arafat dalam perayaan milad PLO.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan, dirinya tahu siapa yang membunuh Yasser Arafat. Namun, Abbas tidak mau menyebut nama-nama pelaku karena tidak pantas untuk dikenang.

Demikian diungkap Presiden Abba saat dia memperingati ke-12 tahun kematian mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat seperti dilansir Arabnews, Jumat (11/11). Berbicara di depan ribuan massa, Abbas mengatakan, "Anda bertanya kepada saya siapa yang membunuhnya, aku tahu. Tapi kesaksian saya saja tidak cukup".

"Sebuah komisi penyelidikan yang menggali lebih dalam tentang hal ini masih dilakukan. Namun, Anda akan menemukan pada kesempatan paling pertama mengetahuinya, Anda akan terkejut mengetahui siapa yang melakukannya."

"Saya tidak mau menyebutkan nama, karena nama-nama ini tidak pantas untuk dikenang," kata Abbas.

Arafat menjadi pemimpin gerakan Palestina pada akhir 1960. Dia memimpin perjuangan bersenjata melawan Israel. Arafat meninggal pada 11 November 2004 di sebuah rumah sakit di dekat Paris. Penyebab kematiannya pada usia 75 tahun, tidak diketahui secara pasti.

Lebih dari satu dekade setelah kematiannya, Arafat tetap menjadi tokoh yang menjulang tinggi dalam budaya, politik, dan masyarakat Palestina. Palestina telah lama menuduh Israel meracuni dia, tapi pemerintah Israel tegas menyangkal.

Pada tahun 2012, makamnya digali untuk dilakukan otopsi, tapi tim penyidik Prancis tidak menemukan bukti bahwa Abbas keracunan. Bangsa Palestina menolak hasil penyidikan itu karena menganggap banyak yang tidak sesuai antara temuan Tim Prancis, Swiss dan Rusia. Tim penyidik Swiss dan Rusia justru mengatakan, ada kemungkinan Arafat diracun dengan menggunakan polonium.

Abas dan saingan lamanya Mohammed Dahlan saling menuduh atas keterlibatan kematian Arafat di masa lalu. Komentar Abbas ini muncul setelah beberapa negara Arab menekan pemimpin berusia 81 tahun itu, agar mengizinkan Dahlan yang kini mengasingkan diri ke Uni Emirat Arab agar kembali ke Tepi Barat.

Sejumlah Sumber yang tergabung dalam gerakan Fattah pimpinan Abbas mengatakan, kematian Arafat akan dibahas pada konferensi ketujuh mendatang. Kemungkinan besar komisi penyidikan akan menjelaskan hasil temuannya pada konferensi tahunan itu.

sumber : arabnews
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement