Selasa 22 Nov 2016 12:59 WIB

Ratusan Mahasiswa Bangladesh Protes Myanmar

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Agus Yulianto
Kuburan massal di Thailand Selatan dimana yang menjadi korban adalah pengungsi muslim Rohingya.
Foto: abc
Kuburan massal di Thailand Selatan dimana yang menjadi korban adalah pengungsi muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA - Ratusan mahasiswa dari Dhaka University melakukan unjuk rasa pada Senin (21/11). Mereka melayangkan protes terhadap Pemerintah Myanmar terkait penindasan yang dialami kelompok minoritas Muslim Rohingya.

Mereka berkumpul di Raju Memorial Monument pada pukul 11.00 waktu setempat. Sejumlah mahasiswa membawa spanduk bertuliskan "Setop Genosida terhadap Rohingya di Arakan."

Dilansir dari Dhaka Tribune, mereka mendesak PBB dan badan-badan HAM global untuk memaksa Militer Myanmar menghentikan pembunuhan massal. Para mahasiswa mengancam akan terus melakukan aksi unjuk rasa hingga ke depan Kedutaan Besar Myanmar di Bangladesh.

Para demonstran juga menegaskan, hadiah Nober Perdamaian harus segera dicopot dari Pemimpin Myanmar saat ini, Aung San Suu Kyi. Suu Kyi dianggap gagal menghentikan kekerasan dan menciptakan perdamaian untuk Rohingya, terutama di Negara Bagian Rakhine.

Militer Myanmar telah menewaskan hampir 70 orang dan menangkap sekitar 400 orang dalam enam hari. Aktivis HAM mengatakan, jumlah korban sebenarnya bisa jauh lebih besar. Saksi mengemukakan, para tentara Myanmar tidak hanya membunuh Muslim Rohingya, mereka juga memperkosa perempuan, menjarah, dan membakar rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement