Kamis 15 Dec 2016 10:47 WIB

Pentingnya Toleransi dan Solidaritas untuk Melawan Terorisme

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz (kanan) bersama Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon di Parlemen Eropa.
Foto: AP Photo/Geert Vanden Wijngaert
Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz (kanan) bersama Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon di Parlemen Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, EROPA -- Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz menegaskan pentingnya untuk mengedepankan toleransi, solidaritas, persahabatan, dan kemanusiaan untuk memerangi paham radikalisme dan organisasi teroris. Menurutnya, serangan bom di Turki, Mesir, dan Somalia akhir pekan ini, sebagai contoh terbaru dari 'momok' yang melanda seluruh dunia pada 2016.

Di Mesir, insiden bom terjadi di kompleks Katedral St Markus Kairo, Mesir, Ahad (11/12). Inisden ini menewaskan sedikitnya 25 orang. Selain menelan korban jiwa, Kementerian Kesehatan Mesir melaporkan bahwa peristiwa itu juga menyebabkan 49 orang mengalami luka-luka.

“Parlemen Eropa menyampaikan simpati terdalam untuk keluarga dan teman-teman korban semua tragedi kemanusiaan ini,” ujar Martin Schulz seperti dilansir europa.eu (12/12).

Ia menjelaskan, untuk menghentikan upaya teroris dalam menyebarkan ketakutan di kalangan masyarakat, maka masing-masing pihak harus membangkitkan kembali nilai toleransi, solidaritas, persahabatan dan kemanusiaan. Untuk mewujudkan hal ini, memang dibutuhkan perjuangan semua pihak.

"Bahkan, upaya ini akan terasa lebih sulit daripada menjatuhkan sebuah bom. Jika semua pihak menyerah dalam memperjuangkan nilai-nilai ini maka teroris akan menang," katanya.

Schulz juga melaporkan bahwa ia telah menulis kepada pemerintah Ethiopia dan Mesir tentang kasus Ibrahim Hawala dan Dr Merera Gudina. Ia menerangkan, Hawala ditangkap sebagai minor untuk mengambil bagian dalam demonstrasi protes dan sekarang menghadapi hukuman mati. Sedangkan Dr Gudina ditangkap kembali ke Ethiopia setelah bertemu Parlemen Eropa tentang krisis politik di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement