REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), Rabu (14/12) waktu setempat, mengeluarkan peringatan bepergian bagi wanita hamil untuk mempertimbangkan menunda bepergian ke Brownsville, Texas, karena ancaman tertular virus zika.
Anjuran tersebut diterbitkan melalui Jaringan Peringatan Kesehatan CDC. Keluar setelah laporan infeksi pada lima penduduk Brownsville, yang terpapar Zika melalui nyamuk setempat.
Texas adalah salah satu dari beberapa negara bagian AS tempat keberadaan nyamuk aedes aegypti, pembawa virus Zika. Texas menjadi negara bagian kedua di Amerika Serikat yang melaporkan penyebaran lokal dari virus itu, yang dikaitkan dengan cacat lahir.
CDC mengatakan bahwa pada saat ini, belum ada bukti penularan luas Zika. Namun, suhu masih cukup hangat di wilayah Brownsville, yang dekat perbatasan Meksiko, mendukung penyebaran virus dari nyamuk itu, yang terbukti menyebabkan cacat lahir.
Anjuran bepergian itu menyatakan bahwa wanita hamil di daerah tersebut berada pada beberapa risiko dari Zika. Belum diketahui sejauh mana risiko tersebut.
Anjuran tersebut berlaku untuk wanita hamil, wanita usia reproduksi dan pasangan seksual mereka yang tinggal atau telah melakukan perjalanan ke Brownsville pada saat atau setelah 29 Oktober 2016. CDC juga mendesak wanita hamil dan pasangan mereka yang telah mengunjungi Brownsville, melakukan pengujian untuk Zika.
Penelitian baru yang diterbitkan oleh CDC telah menunjukkan bahwa sekitar enam persen janin atau bayi yang ibunya terinfeksi zika selama kehamilan, menimbulkan kecacatan lahir, termasuk microcephalus, di mana bayi memiliki kepala dan otak berukuran kecil.
Hubungan antara Zika dan microcephalus pertama kali terungkap pada tahun lalu di Brasil, yang sejak saat itu telah ditetapkan ada lebih dari 2.200 kasus cacat lahir. Pada orang dewasa, infeksi Zika juga dikaitkan dengan sindroma langka saraf, yang dikenal dengan Guillain-Barre, serta gangguan saraf lain.