Kamis 29 Dec 2016 13:48 WIB

Turki-Rusia Siapkan Kesepakatan Gencatan Senjata Suriah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Gambar dari video pada 12 Desember 2016 menunjukkan asap yang membumbung akibat bom di timur Aleppo, Suriah.
Foto: REUTERS/via ReutersTV
Gambar dari video pada 12 Desember 2016 menunjukkan asap yang membumbung akibat bom di timur Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dan Rusia telah mempersiapkan kesepakatan untuk gencatan senjata keseluruhan di Suriah, Rabu (28/12). Turki menegaskan tidak akan menyerah untuk menurunkan Presiden Bashar al Assad.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan ada dua rancangan yang sudah siap untuk solusi konflik Suriah. "Satu soal resolusi politik dan lainnya soal gencatan senjata," kata Cavusoglu pada reporter di Ankara.

Ia menambahkan solusi ini bisa diimplementasikan kapan saja. Cavusoglu menegaskan oposisi Suriah tidak akan pernah mendukung Assad. Transisi politik tidak seharusnya tidak mengikutsertakan putra Presiden Suriah terdahulu itu.

"Tidak mungkin orang-orang ini bersatu di bawah Assad," katanya. Masalah ini akan menjadi sumber utama perseteruan dalam pembicaraan damai. Rusia yang mendukung Assad sejak awal menyatakan transisi politik harus menyertakan Assad.

Sementara, Kremlin belum berkomentar soal solusi Turki. Pekan lalu, pertemuan menteri luar negeri Rusia, Iran dan Turki menyepakati prioritas utama kontra-terorisme di Suriah dan tidak menghapus pemerintahan Assad. Namun Turki berubah pikiran lagi. Seorang sumber pejabat Turki mengatakan pembicaraan ketiga negara fokus pada pembentukan pemerintahan transisi yang seiring dengan kebutuhan rakyat.

"Soal keikutsertaan Assad di pemerintahan akan didiskusikan mendatang," kata dia. Assad tidak akan hadir di pertemuan Astana, Kazakhstan yang jadi ronde pembicaraan selanjutnya. Amerika Serikat tidak dilibatkan lagi dalam pertemuan ini.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement