REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing Wen dipastikan akan transit di dua kota Amerika Serikat, Houston dan San Fransisco pada bulan depan. Ia dijadwalkan untuk mendarat sementara di sana untuk kemudian melakukan perjalanan ke negara-negara di Amerika Tengah, yaitu Honduras, Nikaragua, Guatemala, dan El Salvador.
Meski hanya melakukan transit, hal itu disebut sangat menganggu Cina. Negara itu telah mendesak AS untuk menolak Tsai yang berhenti sementara waktu di Negeri Paman Sam.
Menurut Negeri Tirai Bambu, hal itu secara tidak langsung dapat memberi sinyal kemerdekaan Taiwan yang diakui AS. Sejak 1979 lalu, AS telah menyetujui perjanjian diplomatik yang mengakui kebijakan Satu Cina, di mana Taiwan merupakan bagian dari negara itu dan saat ini menjadi provinsi yang membangkang.
Belum lagi dengan adanya laporan bahwa Tsai berencana untuk bertemu dengan warga Taiwan yang tinggal di AS selama menunggu waktu transit. Termasuk diantaranya adalah pihak-pihak dari perusahaan negara itu yang berbasis di AS.
Cina juga sempat geram dengan pembicaraan telepon yang dilakukan oleh presiden terpilih AS Donald Trump dengan Tsai pada 2 Desember lalu. Meski disebut bukanlah panggilan tidak resmi, namun hal itu menjadi yang pertama kali dilakukan oleh pemimpin dua negara sejak berpuluh tahun lalu kesepakatan diplomatik berlaku.