Rabu 11 Jan 2017 04:30 WIB

Pengadilan Wajibkan Siswi Muslim di Swiss Belajar Renang Bersama Laki-Laki

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nidia Zuraya
Muslim Swiss
Foto: Onislam.net
Muslim Swiss

REPUBLIKA.CO.ID, SWISS -- Pemerintah Swiss berhasil memenangkan kasus di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR). Putusan pengadilan tersebut mewajibkan orang tua Muslim untuk menyertakan anak-anak perempuan mereka dalam pelajaran berenang dengan satu kolam bersama anak laki-laki.

Dilansir dari BBC, Selasa (10/1), pihak otoritas memprioritaskan hak yang lebih tinggi yakni pelaksanaan kurikulum full day school dan memastikan para murid sukses berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, Pengadilan juga mengakui saat ini memang ada gangguan dalam kebebasan beragama.

Kasus kewajiban belajar berenang ini mencuat ketika dua warga negara Swiss yang berasal dari Turki melarang putri mereka untuk ikut dalam pelajaran berenang. Alasannya, karena kolam yang menjadi sarana belajarnya itu bercampur bersama anak laki-laki.

Pihak sekolah mengatakan murid yang dilarang atau dikecualikan untuk mengikuti pelajaran berenang yang kolamnya bercampur dengan laki-laki, hanya berlaku bagi anak perempuan yang sudah memasuki masa pubertas.

Pada 2010, setelah sengketa kasus terus bergulir, para orang tua diperintahkan untuk membayar denda senilai 1.380 dolar AS karena melanggar kewajiban mereka sebagai orang tua kepada anak. Para orang tua ini berpendapat hal itu justru melanggar pasal 9 konvensi Eropa tentang hak asasi manusia yang melindungi kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama.

Di sisi lain, dalam sebuah pernyataan, pengadilan menyatakan penolakan berupa penarikan para siswi muslim dari pelajaran berenang itu malah merusak kebebasan beragama. Juga dikatakan bahwa hukum yang berlaku justru berfungsi untuk melindungi murid-murid asing dari segala bentuk pengucilan sosial. Dan, di Swiss pula, bebas untuk mendesain sistem pendidIkan sesuai kebutuhan dan tradisi setempat.

Pengadilan juga menyatakan, sekolah memiliki peran penting agar para murid memperoleh pembelajaran mengenai bagaimana menghadapi kehidupan bermasyarakat dan sosial. Pembebasan anak untuk tidak mengikuti pelajaran itu hanya bisa dilakukan dalam kondisi yang luar biasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement