Rabu 11 Jan 2017 17:01 WIB

Polisi Brussels akan Belajar tentang Islam untuk Hormati Keterbukaan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Polisi menetapkan perimeter keamanan di dekat stasiun metro Maelbeek, di Brussels, Belgia. (Ilustrasi)
Foto: AFP / EMMANUEL Dunand
Polisi menetapkan perimeter keamanan di dekat stasiun metro Maelbeek, di Brussels, Belgia. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Polisi di Brussels akan melakukan pelatihan untuk belajar tentang Islam pada Februari mendatang. Pelatihan itu bertujuan untuk mendorong rasa menghormati hubungan dengan masyarakat Muslim di Brussels.

Pelatihan itu bertemakan manajemen konflik, atau bagaimana untuk mengatasi kesulitan ketika berhadapan dengan umat Islam. Pelatihan yang berisikan modul delapan jam itu, akan mencakup pembelajaran tentang dasar-dasar agama Islam, dan sejarah imigrasi Belgia dari 1960 sampai saat ini.

Polisi juga akan diajarkan perbedaan antar agama dan budaya, dan diberikan gambaran dari perbedaan komunitas Muslim di Belgia. Kelas akan menggabungkan pelatihan sesuai La Capitale itu, turut mengikutsertakan petugas lapangan yang khusus diajarkan jihadisme dan radikalisme.

"Polisi meyakini pengetahuan dasar tentang Islam penting untuk komitmen Pasukan Kepolisian," kata anggota Dewan Kepolisian Jette, Annemie Maes, seperti dilansir Breitbart, Rabu (11/1).

Dia menerangkan, ide pelatihan tentang Islam itu datang dari para petugas itu sendiri, yang ingin membina hubungan saling menghormati dengan masyarakat Muslim. Hubungan itu akan ditandai dengan keterbukaan positif untuk berbagi pengetahuan, terutama tentang agama.

Kampus Vesta, sekolah pelatihan Polisi di Antwerpen, sudah mulai pelatihan dasar-dasar agama Islam pada Mei lalu. Bruno Peeters, Deputi Polisi yang bertanggung jawab atas sekolah itu, meyakinkan kalau informasi yang akan diajarkan dalam program itu sangat menghormati Islam.

Belgia memang tengah berjuang melawan ekstrimisme selama beberapa tahun terakhir, mengingat daerah Molenbeek di Brussels telah dikenal sebagai pusat pelaku teror. Pasalnya, sebagian besar pelaku serangan teroro di Eropa dilaporkan tinggal di sana, termasuk pelaku teror di Paris beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement