Senin 23 Jan 2017 15:11 WIB

Media AS Laporkan Lapas Indonesia Sudah Disusupi ISIS

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
Penjara   (ilustrasi)
Foto: AP/Rick Bowmer
Penjara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media asing the Washington Times pada Senin (23/1) menyebutkan saat ini ISIS sedang menapakkan kaki di lembaga pemasyarakatan (lapas) Indonesia.

Dunia mengenal Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan kemiskinan yang cukup signifikan.  Selain itu, tulis Times, faktor demografi juga menunjang semakin banyaknya yang direkrut ekstremis.

Sistem penjara di Indonesia justru menjadi sebuah stasiun perekrutan IS dan kelompok kekerasan lainnya. Sebuah lembaga Analisis Kebijakan Konflik yang berbasis di Jakarta melaporkan, pemerintah belum efektif dalam upaya mencegah radikalosasi di dalam penjara.

Salah satu contoh yang dikutip dalam laporan, yaitu bagaimana otoritas penjara mengizinkan para ekstremsi ini mengoperasikan ponsel dan situs untuk menyebarkan propaganda.

Alat tersebut juga membantu dia melakukan sesuatu yang lain, seperti mengatur jarak jauh serangan mematikan pada Januari 2016 di pusat kota Jakarta.

Gerakan ISIS berbasis di Timur Tengah dan mengekspansi ke Afghanistan, dan Eropa. Tak hanya itu, IS dikabarkan juga berkembang di beberapa pulau di Indonesia.

"Kendala untuk mengatur lapas agar lebih efektif tetap luar biasa. Lapas penuh sesak dan kekurangan (tempat), korupsi merajalela dan anggaran yang tidak memadai membuat lebih mudah bagi ekstremis untuk merekrut narapidana ketika mereka dapat menawarkan makanan tambahan. Tidak ada program deradikalisasi akan menjadi efektif kecuali beberapa masalah ini dibahas," kata Sidney Jones, direktur IPAC dan analis terorisme di Asia Selatan.

Baca juga, ISIS Culik 300 Pekerja Pabrik.

Jones juga menyebutkan narapidana Pro-ISIS terus merekrut dan meradikalisasi sesama tahanan. Beberapa telah mengorganisir aksi terorisme dari dalam penjara lebih dari sekali, dan jumlah mantan tahanan yang muncul sebagai teroris semakin mengkhawatirkan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement