Kamis 26 Jan 2017 13:36 WIB

Presiden Meksiko Didesak Batalkan Pertemuan dengan Trump

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO CITY -- Sejumlah politisi dan pejabat Meksiko mendesak agar Presiden Enrique Pena Nieto membatalkan rencana kunjungannya ke Washington pada bulan ini.

Hal itu setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk membangun dinding di perbatasan kedua negara.

Menurut mantan kandidat presiden Meksiko, Cuahtemoc Cardenas, kunjungan Nieto ke AS hanya akan menjadi sesuatu yang memalukan. Negara di Amerika Utara itu hanya akan menjadi bahan lelucon setelah Trump mengambil keputusan tersebut.

"Saya pikir yang paling kita bisa lakukan dalam kondisi ini adalah presiden membatalkan kunjungan ke AS dan menemukan lebih dulu posisi di mana Meksiko bisa terlihat lebih terhormat," ujar Cardenas seperti dilansir The Guardian, Kamis (26/1).

Pria berusia 50 tahun itu sebelumnya dijadwalkan untuk berkunjung ke AS dan menemui Trump pada 31 Januari mendatang. Namun, dengan keputusan Presiden AS ke-45 itu untuk meneruskan rencana membangung dinding perbatasan, sejumlah kritik terus datang untuk Nieto.

Ia dianggap gagal menjalankan strategi untuk menahan kebijakan agresif dari pemerintah baru AS. Selama ini, Trump kerap berjanji membangun dinding perbatasan dengan alasan mencegah arus imigran ilegal yang merugikan dari Meksiko.

Bahkan, Trump mengatakan Meksiko harus membayar biaya pembangunan dinding. Sejumlah analis mengatakan miliarder itu memiliki kekuatan untuk mendesak negara tetangganya dengan sejumlah cara.

Perintah untuk membangun dinding di perbatasan AS-Meksiko dengan panjang hampir 2.000 mil itu datang bersamaan dengan pertemuan antara Menteri Luar Negeri Meksiko Luis Videgary dan Menteri Ekonomi Ildefonso Guajardo dan sejumlah pejabat senior pemerintahan Trump. Mereka membicarakan sejumlah masalah, di antaranya kerja sama perdagangan negara.

.Baca juga,  Donald Trump Menangkan Pilpres AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement