Selasa 31 Jan 2017 14:28 WIB

Kapal Induk Kedua Cina Mulai Terbentuk

Kapal induk pertama Cina Liaoning.
Foto: CCTV News
Kapal induk pertama Cina Liaoning.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kapal induk kedua milik Cina mulai terbentuk setelah dibangun selama dua tahun sembilan bulan, kata media setempat, yang diperkirakan mengkhawatirkan Taiwan dan negara tetangga lain terkait peningkatan kemampuan militer Beijing.

Pembuatan kapal Shandong, yang diberi nama provinsi di pantai timur Cina dimulai pada 2014, kata stasiun televisi dan radio Shandong dalam laporan pada Selasa (31/1). Shandong, kapal induk pertama buatan dalam negeri Cina mulai terbentuk tanpa memberikan informasi lanjut seperti kapan kapal itu akan rampung.

Kapal itu dibangun di pelabuhan Dalian, Kementerian Pertahanan mengatakan. Kapal induk pertama Cina, Liaoning dibeli dari Ukraina pada 1998 dan dimodifikasi di Cina.

Pada Januari 2017, satu armada kapal perang Cina yang dipimpin oleh Liaoning, melakukan uji coba persenjataan dan perlengkapan di Laut Cina Selatan, yang disebut sebagai sebuah latihan rutin oleh Kementerian Luar Negeri Cina yang mematuhi ketentuan internasional.

Armada kapal perang itu berlayar melalui perairan di bagian selatan jepang dan kemudian mengitari bagian timur dan selatan Taiwan pada Desember lalu dalam perjalanannya menuju provinsi Hainan. Namun, Cina masih belum dapat menyamai kemampuan operasi Amerika Serikat yang telah dijalankan selama puluhan tahun.

Peresmian Shandong nantinya akan lebih memberikan ancaman bagi Taiwan, yang diklaim sebagai wilayahnya oleh Beijing, begitu pula terhadap sejumlah negara tetangga lainnya seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam yang memiliki klaim bertabrakan terhadap Laut Cina Selatan.

Cina dan Taiwan merupakan dua pesaing diplomatis dan militer satu sama lain sejak 1949 saat kalangan Nasionalis atau Kuomintang, kalah dalam perang saudara melawan pihak Komunis di Cina daratan yang kemudian melarikan diri ke pulau itu. Perdagangan dwipihak, investasi dan pariwisata tumbuh pesat dalam 30 tahun terakhir, namun ketegangan meningkat sejak pulau itu memilih Tsai Ing Wen yang berasal dari Partai Demokratis Progresif yang condong ke arah kemerdekaan sebagai presiden tahun lalu.

Cina berjanji mengambil langkah keras jika pulau itu menyatakan kemerdekaannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement