Jumat 03 Feb 2017 18:07 WIB

Haru Keluarga Suriah Bersatu di AS Meski Ada Larangan Trump

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Keluarga Suriah kembali bersatu di AS setelah terpisah selama dua tahun, meski ada larangan masuk dari Trump.
Foto: Standard.co.uk
Keluarga Suriah kembali bersatu di AS setelah terpisah selama dua tahun, meski ada larangan masuk dari Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dengan diwarnai linangan air mata, sebuah keluarga pengungsi dari Suriah bersatu kembali di Amerika Serikat (AS) setelah berpisah selama dua tahun. Mereka akhirnya bersatu meski ada larangan bagi pengungsi Muslim dari Suriah masuk ke AS.

Seorang ibu dan anak perempuan tiba di Bandara Internasional John Kennedy, New York, Kamis (2/2) dalam penerbangan dari Yordania. Sang ayah, Fadi Kassar terlihat memeluk kedua putrinya Hnan (delapan tahun) dan Lian (lima tahun) penuh haru saat mereka bertemu di bandara. Sementara ibunya, Razan terlihat berlinang air mata karena terharu menyaksikan pertemuan mereka kembali.

Standard.co.uk pada Jumat (3/2) melaporkan, mereka sebenarnya sudah melakukan perjalanan pada pekan lalu. Namun mereka dihentikan di Ukraina setelah Presiden Donald Trump mengumumkan melarang warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim masuk ke AS.

Baca: Fokus Trump Tangani Ekstremis Islam Ditanggapi Negatif

Mereka sempat dilanda kecemasan. Namun, salah seorang kerabat mereka di Yordania yang merupakan pejabat imigrasi berusaha membantunya. Akhirnya kerabatnya dan Senator Connecticut Chris Murphy mengamankan kesepakatan bagi mereka agar mereka bisa menyelesaikan perjalanan.

Akhirnya Kassar bisa bergabung dengan anggota keluarganya di Connecticut setelah melarikan diri dari perang. Ia telah menghabiskan dua tahun terakhir bekerja untuk mendapatkan cukup biaya agar bisa bersama keluarganya.

"Kabar malam ini baik untuk keluarga Kassar, namun cahaya redup untuk sebuah harapan. Ada ratusan keluarga lain di luar sana menangisi diri sendiri ketika tidur karena mereka tidak akan dapat melihat orang yang mereka cintai," kata Murphy.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement