Rabu 08 Feb 2017 15:16 WIB

Khamenei: Trump Tunjukkan Wajah Asli Amerika

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
 Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto: AP
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menepis keputusan Amerika Serikat (AS) yang memberikan peringatan atas uji coba rudal Iran. Khamenei bahkan mengatakan, Presiden AS Donald Trump merupakan 'wajah asli' korupsi Amerika.

Dalam pidato pertamanya sejak pelantikan Trump, Khamenei menyerukan agar warga Iran mengikuti aksi unjuk rasa pada Jumat (10/2) mendatang. Aksi itu dilakukan tepat di ulang tahun revolusi Islam Iran 1979, untuk menunjukkan mereka tidak takut akan ancaman Amerika.

"Kami berterima kasih kepada Trump untuk membuat hidup kami menjadi lebih mudah karena ia menunjukkan wajah asli Amerika," kata Khamenei, di Teheran, Selasa (7/2) seperti dilansir dari Al-Arabiya.

Sebelumnya, pada 29 Januari lalu, Trump memberikan komentar terkait uji coba rudal Iran, dengan menyebut Iran telah berani bermain api. Menurut dia, Iran akan dikenakan sanksi baru, baik bagi individu maupun entitas.

Gedung Putih menyatakan, uji coba rudal Iran bukan merupakan pelanggaran langsung dari pakta nuklir Iran bersama enam kekuatan dunia yang disepakati pada 2015. Namun, uji coba rudal tersebut dinilai telah melanggar semangat dari kesepakatan itu.

Ketika dimintai komentar terkait pernyataan Khamenei, juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengatakan, Iran harus mengakui bahwa AS sekarang berada di bawah kepemimpinan baru.

"Presiden tidak akan duduk dan membiarkan Iran melakukan pelanggaran yang jelas terhadap kesepakatan bersama. Saya pikir Iran sedang bercanda dengan diri sendiri jika mereka tidak menyadari kini ada presiden baru," kata Spicer, di Washington, Selasa.

Baca juga, Donald Trump Ancam Toyota.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menambahkan, Teheran tidak akan menegosiasikan kembali kesepakatan nuklir yang telah secara konsisten dikritik oleh Trump sebagai hadiah untuk Iran.

"Saya percaya Trump akan mendorong adanya negosiasi kembali. Tetapi Iran dan negara-negara Eropa tidak akan menerima itu. Kami akan menghadapi hari-hari sulit ke depannya," kata Zarif dalam surat kabar Ettelaat, Selasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement