REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson memberi peringatan terhadap Iran. Ia menilai, sikap dan perilaku yang ditunjukkan salah satu negara di Timur Tengah itu telah mengancam wilayah-wilayah di sekitarnya.
Tillerson mengatakan, saat ini Pemerintah AS sedang meninjau kebijakan untuk menekan Iran. Pihak Paman Sam juga terus memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan Teheran agar tidak membahayakan kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.
Salah satu yang juga akan ditinjau oleh AS adalah bagaimana Iran mematuhi kesepakatan nuklir yang dibuat pada 2015 lalu. Selain itu, termasuk sikap Iran yang mempengaruhi konflik di negara-negara tetangganya, yaitu Suriah, Irak, Yaman, dan Lebanon.
"Tindakan Iran secara keseluruhan mengharuskan kami mengatasi segala ancaman yang ditimbulkan negara itu dan tentu ini sangat banyak," ujar Tillerson seperti dilansir Time, Kamis (20/4).
Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah memberi perintah peninjauan untuk mengevaluasi penghentian sanki sesuai kesepakatan nuklir Iran. Pertimbangan yang dilakukan adalah apakah hal tersebut baik bagi kepentingan keamanan AS.
Tillerson mengatakan, kesepakatan nuklir yang dibuat Iran dan enam kekuatan dunia sebenarnya adalah sebuah perjanjian yang gagal. Meski negara itu disebut tidak bertujuan mengembangkan nuklir sebagai sebuah senjata atau sesuatu berbahaya lainnya, namun kesepakatan yang tercapai menjadi awal dari segalanya.
Tillerson tetap menekankan bahwa Iran terus menjadi ancaman berbahaya, khususnya dalam hal mendukung suatu kelompok teroris di wilayah negara konflik.