Senin 13 Mar 2017 13:58 WIB

Presiden Korsel Terguling Menuai Banyak Kritik

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Park Geun-Hye.
Foto: Reuters
Park Geun-Hye.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) yang telah dimakzulkan, Park Geun-hye menuai banyak kritik dari oposisi di negara itu atas sikapnya, Senin (13/3). Park hingga saat ini tidak mengakui kasus yang menjeratnya.

Selain itu, perempuan berusia 65 tahun itu juga menantang untuk mengungkap kebenaran di balik pemakzulan dirinya sebagai pemimpin Korsel. Park Geun-hye berulang kali membantah melakukan kesalahan dalam kasus yang melibatkan orang kepercayaannya, Choi Soon-sil.

Dalam penyelidikan yang dilakukan jaksa khusus, Choi Soon-sil diduga kuat menggunakan koneksinya dengan presiden untuk menekan sejumlah perusahaan. Dari sana, perusahaan-perusahaan itu memberikan sumbangan yang jumlahnya mencapai jutaan dolar.

Partai oposisi utama Korsel, Partai Demokrat meminta agar jaksa melakukan penyelidikan segera terhadap Park Geun-hye. Dengan dimakzulkan oleh Mahkamah Konstitusi pada Jumat (10/3) lalu, ia secara resmi telah kehilangan kekebalan sebagai presiden dan tuntutan hukum dapat dilakukan.

Park Geun-hye juga harus meninggalkan kantor serta kediaman resminya sebagai presiden. Ia dilaporkan telah meninggalkan Istana Kepresidenan Korsel yang dikenal dengan nama Blue House pada Ahad (12/3) kemarin malam.

"Bahkan pada saat ia pergi meninggalkan kantor kepemimpinannya, Park Geun-hye menolak untuk menyampaikan permintaan maaf dan mengakui kesalahannya di hadapan banyak orang, tapi justru mengatakan kebenaran dari pemakzulannya pasti akan terungkap," ujar kepala Partai Demokrat, Choi Mi-ae, Senin (13/3).

Baca juga, Bos Samsung Bantah Terlibat Penyapan Park Geun-hye.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement