REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Korea Utara tak takut pemberian sanksi oleh Amerika Serikat yang lebih luas. Mereka tak takut dipotong dari sistem finansial global dan bahkan terus mengejar percepatan akselerasi program nuklir dan rudalnya.
Wakil Duta Besar Korut, Choe Myong Nam mengatakan, Korut akan mengembangkan kemampuan serangan pre-emptive. "Kami juga akan mengembangkan inter continental ballistic missile (ICBM)," katanya, Selasa, (21/3).
Seorang pejabat senior AS mengatakan, pemerintah Trump akan memberikan sanksi yang lebih luas terhadap Korut. Sebab, ancaman rudal dan nuklir Korut semakin nyata. "Aksi Korut ini dipicu oleh kedatangan Menlu AS (Rex Tillerson) ke Jepang, Korea Selatan, dan Cina. Kami tak takut dengan ancaman Amerika," ujar Choe.
Walaupun Korut diberi sanksi sistem transaksi internasional, sistem finansial global, ini tak akan membuat takut Korut. Sebab tak ada bedanya selama ini.
Sebenarnya, terang Choe, sikap Amerika yang terus menyerukan sanksi pada Korut merupakan sikap yang kejam dan tak berperikemanusiaan. "Namun kami selama ini sudah setengah abad diberi sanksi, tapi kenyataannya kami malah bisa mencukupi kebutuhan kami sendiri dan mandiri."
Korut, lanjutnya, ingin dibentuk forum yang memeriksa legalitas dan legitimasi sanksi. "Kami memperkuat kapabitas pertahanan nasional seperti serangan pre-emptive dengan kekuatan nuklir sebagai inti," ujar Choe.