Kamis 23 Mar 2017 11:13 WIB

Survei: 38 Persen Muslim AS Ketakutan dalam Kepemimpinan Trump

Rep: Muhyiddin/ Red: Bilal Ramadhan
Unjuk rasa menolak kebijakan Trump yang melarang pendatang muslim ke Amerika di Boston, Massachusetts.
Foto: Brian Snyder/Reuters
Unjuk rasa menolak kebijakan Trump yang melarang pendatang muslim ke Amerika di Boston, Massachusetts.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kebijakannya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donal Trump menolak keras terhadap apa yang disebutnya  'tetoris Islam radikal'. Bahkan, ia sangat membatasi wisatawan yang datang dari negara-negara Timur Tengah tertentu.

Berdasarkan hal itu, dalam sebauh survei, kini 38 persen umat muslim Amerika Serikat (AS) merasa takut menjadi target serangan warga kulit putih dalam keprmimpinan Presiden AS, Donal Trump. Tidak hanya itu, 42 persen menyatakan bahwa anak-anak mereka telah diintimidasi di sekolah karena berstatus agama Islam.

Seperti dilansir dari Alarabiya, Kamis (23/3), survei tersebut dilakukan oleh oleh Institute for Social Policy and Understanding pada Senin (20/3) kemarin. Dalam survei itu disebutkan bahkan satu dari lima umat Islam AS telah membuat rencana untuk meninggalkan negeri syam tersebut.

Jumlah 38 persen tersebut lebih besar dari jumlah agama lain yang juga merasa ketakutan. Sebagai perbandingan, yaitu 27 persen dari orang-orang Yahudi, 11 persen Protestan dan 8 persen Katolik Roma dan 16 persen dari agama lainnya.

Sementara, 42 persen Muslim AS mengatakan bahwa anak mereka di sekolah juga diintimidasi karena status agama mereka. Bahkan, di antaranya beberapa kasus, ada juga intimidasi yang dilakukan oleh guru mereka.

Survei ini memiliki margin of error 5,1 persen di kalangan umat Islam dan 2,8 persen untuk masyarakat umum. Periode survei dilakukan setelah tiga hari Donal Trump menduduki kursi kepresidenan dan membatasi perjalanan dari negara-negara mayoritas Muslim tertentu.

Sebagai informasi, setidaknya empat masjid AS, di Texas, Florida dan Washington, telah menjadi sasaran pembakaran tahun ini. Setengah dari Muslim yang disurvei mengatakan para pemimpin agama dan organisasi perlu mengutuk terorisme.  Lebih dari 44 persen dari masyarakat umum juga menyampaikan pendapat yang sama.

Selain itu, perempuan Muslim keturunan Arab dilaporkan telah mengalami diskriminasi agama ditingkat yang lebih tinggi daripada laki-laki Arab dan Muslim dari etnis lainnya. Kemungkinan hal ini akibat dari penampilan mereka lebih mudah teridentifikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement