Jumat 14 Apr 2017 16:31 WIB

Pyongyang Sebut Kondisi Semenanjung Korea dalam Lingkaran Setan

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Angga Indrawan
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Han Song Ryol menilai situasi di Semenanjung Korea berada di dalam lingkaran setan. Ia mengatakan Pyongyang tidak ingin 'menyilangkan lengan' dengan isyarat perang oleh Amerika Serikat.

Han mengecam Presiden AS Donald Trump karena telah meningkatkan ketegangan. Menurutnya, cuitan-cuitan agresif Trump membuat masalah.

Ketegangan meningkat setelah AS mengirimkan sebuah kapal induk militer ke Semenanjung Korea dan melakukan latihan militer terbesarnya seperti yang pernah dilakukan dengan militer Korea Selatan. Sementara Korut baru saja meluncurkan rudal balistik, dan beberapa ahli menilai Korut bisa saja melakukan uji coba rudal kapan saja.

Kemudian pada Selasa lalu Trump juga mencuitkan yang menumbuhkan peperangan dengan mengatakan Korut sedang mencari masalah. Dia juga mengancam jika Cina tidak bisa meredam Korut (dalam uji coba rudal balistik), maka AS bisa mengatasinya sendiri.

Menurut USA Today, Jumat (14/4), beberapa pengamat Korut menilai Korut memiliki senjata nuklir dan rudal balistik yang mampu menghantam daratan AS selama Trump menjadi presiden beberapa tahun ke depan.

Secara garis besar ada beberapa tanda yang mengisyaratkan sikap politik Korut kembali. Sedangkan negara ini tengah menyiapkan perhelatan besar untuk memperingati hari lahir pendiri besar Korut dan juga kakek Kim Jong-un, Kim Ill Sung yang ke-105. Mungkin saja pada perayaan itu Korut akan menunjukkan pada dunia tentang kepemilikan rudal terbarunya.

Sementara dalam waktu yang sama spekulasi bahwa Pyongyang bisa saja menyelenggarakan uji coba misil lebih banyak lagi. Meskipun ada sanksi internasional terhadap Pyongyang atas penggunaan rudal dan senjata nuklir. Dan menurut Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menilai Korut mungkin saja bisa menembakkan rudal sarat gas sarin, seperti kekhawatiran internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement