Rabu 19 Apr 2017 09:41 WIB

AS: Korut Terus Lakukan Provokasi

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menyebut Korea Utara (Korut) kembali melakukan tindakan provokasi. Pada Ahad (16/4) lalu, Pyongyang kembali dalam melakukan uji coba rudal balistik yang merupakan bagian dari pengembangan program nuklir mereka.

Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan, langkah tersebut sangat sembrono. Negeri Paman Sam dengan tegas akan melakukan tindakan dan siap bekerj asama dengan Cina untuk menghentikan aksi Korut.

"Ini menunjukkan mengapa kami harus bekerja sama secara maksimal dengan Cina untuk mengatasi tindakan Korut dan mencapai denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea," ujar Mattis seperti dilansir BBC, Rabu (19/4).

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan, negaranya dapat melakukan aksi militer untuk menghadapi ancaman Korut. Sejumlah kapal kelompok angkatan laut dari negara adidaya itu juga telah ditempatkan di Semenanjung Korea sebagai antisipasi.

Wakil Presiden AS Mike Pence yang melakukan kunjungan ke Korea Selatan (Korsel) juga membahas ancaman nuklir Korut. Ia disebut telah menyebutkan opsi-opsi militer yang mungkin digunakan dalam menghadapi negara terisolasi itu.

Dengan adanya uji coba rudal balistik terbaru dari Korut, AS disebut sedang mempertimbangkan langkah balasan terbaru. Negara itu berencana untuk menembak jatuh bagian dari senjata nuklir tersebut sebagai cara unjuk 'kekuatan'.

AS juga mengancam untuk meningkatkan sanksi ekonomi untuk Korut. Kali ini, sanksi disebut mencapai embargo minyak dan larangan maskapai penerbangan Korut beroperasi di negara itu.

Bahkan, AS berencana untuk menekan bank-bank Cina yang melakukan bisnis dengan Korut. Selama ini, Negeri Tirai Bambu dianggap sebagai kunci dalam menekan negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu. Cina terkenal sebagai penyangga ekonomi utama untuk Korut.

Namun, Cina selama ini enggan menyelesaikan masalah Korut dan dunia dengan tindakan keras. Salah satu alasan utama Beijing diyakini kemungkinan banyaknya pengungsi yang datang dari negara tetangga itu akibat perekonomian Korut yang memburuk.

Baca juga, Korut: Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.

Cina tidak pernah mendukung diberikannya sanksi secara keras terhadap sekutu diplomatiknya tersebut.  Sementara itu, Korut menanggapi tindakan AS dengan mempercepat uji coba perangkat nuklir dan rudal balistik tersebut. Pyongyang menegaskan akan terjadi perang besar-besaran jika AS mengambil tindakan militer.

"Jika AS merencanakan serangan militer terhadap kami, maka kami akan membalas dengan serangan nuklir berdasarkan metode kami sendiri," ujar wakil menteri luar negeri Korut. Han Song-ryol.  Korut juga terus mengembangkan program nuklir dengan alasan sebagai alat pertahanan utama negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement