Ahad 30 Apr 2017 07:03 WIB

ISIS Klaim Bom Mobil Tewaskan Empat Polisi

Bom mobil (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Farah Abdi Warsameh
Bom mobil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Empat polisi lalu lintas Irak tewas pada Jumat ketika bom mobil bunuh diri meledak di luar markas mereka, dekat jalan tempat beberapa kantor media asing di Baghdad, kata juru bicara keamanan.

Lima orang juga terluka akibat ledakan di jalan Abu Nawas itu, kata juru bicara tersebut. Jalan itu membentang di timur Tepi Sungai Tigris dan Kedutaan Besar Prancis terletak di daerah tersebut. Kelompok ISIS mengklaim serangan bunuh diri itu di kantor berita Amaq. Kelompok garis keras tersebut menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah sejak 2014.

Sebelumnya, mengingat keberlanjutan perang itu, badan bantuan pangan darurat PBB pada Senin menyerukan peningkatan kesadaran gizi dan perkuatan jaring keselamatan sosial guna menghindari kelaparan di Irak.

Di dalam laporannya, Comprehensive Food Security and Vulnarability Analysis --yang disiapkan secara bersama dengan Pemerintah Irak, Program Pangan Dunia PBB (WFP)-- juga menggaris-bawahi keperluan meningkatkan akses ke pendidikan, terutama buat anak-anak perempuan, sebagai komponen penting dalam perang melawan kelaparan.

"Analisis tersebut mesti memandu pekerjaan pemerintah, pembuat kebijakan, dan kemanusiaan di seluruh negeri itu untuk meningkatkan status gizi dan keamanan pangan setiap orang Irak sehingga tak seorang pun tertinggal," kata Wakil WFP dan Diraktur Negara di Irak Sally Haydock di dalam satu siaran pers.

Kajian tersebut, salah satu studi teknis yang paling kuat mengenai keamanan pangan yang pernah dilakukan di Irak, dilancarkan sebelum serangan baru-baru ini ke Mosul, menurut laporan Xinhua. Studi itu juga tidak menangkap kondisi keamanan pangan di kalangan rakyat yang menyelamatkan diri dari daerah konflik tersebut.

Pengumpulan data diakhiri pada 2016 dan meliputi survei pertama dengan lebih dari 200 ribu keluarga di daerah kota dan desa serta dengan mereka yang menjadi pengungsi di dalam negerinya. Berbagai temuan yang diungkapkan bahwa 2,5 persen penduduk di negeri itu sudah menghadapi kondisi rawan pangan, tingkat kebutuhan yang memerlukan dukungan.

Sebagian besar keluarga di negeri tersebut takkan lagi bisa memberi makan diri mereka jika harga kebutuhan pokok naik atau pertempuran bertambah sengit, kata WFP. Analisis itu juga memperlihatkan 53 persen warga dan 66 persen orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka rentan terhadap keadaan rawan pangan.

WFP adalah lembaga kemanusiaan terbesar di dunia yang memerangi kelaparan di seluruh dunia, mengirim bantuan pangan dalam kondisi darurat dan bekerjasama dengan masyarakat guna meningkatkan gizi dan membangun keuletan. Setiap tahun WFP membantu sebanyak 80 juta orang di 80 negara.

Di Irak, WFP sangat memerlukan 113 juta dolar AS untuk terus menyediakan jatah penuh bulanan dan bantuan berdasarkan atas uang tunai untuk mencakup keperluan 1,5 juta orang Irak, yang rentan, hingga akhir September 2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement