REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Rezim Suriah menyangkal tuduhan Amerika Serikat yang menyebutkan ada krematorium di penjara Suriah. Krematorium itu dapat digunakan untuk membuang jenazah tahanan.
"Ini kisah baru Hollywood yang terlepas dari kenyataan," demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Suriah yang diterbitkan oleh kantor berita negara SANA, Selasa (16/5).
Pernyataan tersebut ditujukan untuk AS yang telah menuduh Suriah membangun krematorium di penjara militer Sednaya dekat Damaskus. Sebelumnya pada Senin (15/5), asisten Menlu AS untuk urusan Timur Tengah Stuart Jones menyebutkan pejabat AS meyakini krematorium tersebut digunakan untuk membuang jenazah narapidana.
Mereka juga meyakini rezim Bashar al Assad mengizinkan menggantung narapidana selama enam tahun perang sipil di Suriah. Pada Februari lalu, Amnesty International melaporkan rata-rata ada 20-50 narapidana yang digantung setiap pekannya di penjara militer Sednaya.
Antara 5.000 dan 13.000 orang dieksekusi di Sednaya dalam empat tahun terakhir sejak pemberontakan turun ke dalam perang. Selain itu, Amnesty International juga menyebutkan eksekusi tersebut terjadi antara 2011 dan 2015, meskipun mungkin masih dilakukan sampai saat ini.
Namun rezim Suriah menolak semua tuduhan tersebut. Dalam konferensi pers pada Senin (15/5), Jones menunjukkan citra udara dari krematorium yang ada di situs Sednaya.