Selasa 23 May 2017 12:50 WIB

Penduduk Manchester Bersatu Damaikan Situasi Pascaledakan

Rep: Crystal Liestia P/ Red: Indira Rezkisari
Petugas menutup jalanan sekitar Manchester Arena usai ledakan terjadi di sana saat konser Ariana Grande, Selasa (23/5).
Foto: AP
Petugas menutup jalanan sekitar Manchester Arena usai ledakan terjadi di sana saat konser Ariana Grande, Selasa (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Kota Manchester yang baru saja terkena tragedi ledakan bom saat konser musik Aria Grande di Manchester Arena itu memiliki penduduk yang ramah dan tak kenal istilah ‘orang asing.’ Para penduduk kota segera meramaikan jagad media sosial dengan menggunakan tanda pagar #RoomForManchester.

Mereka segera menawarkan kamar tidur cadangan yang mereka miliki bagi korban ledakan yang membutuhkan untuk menginap. Selain itu mereka juga menawarkan mobil-mobil mereka untuk mengantar korban ke tempat yang ingin mereka tuju. Segera setelah insiden yang terjadi pada Senin (22/5) malam itu jalanan kota macet dan layanan kereta api dihentikan untuk sementara waktu. Para penduduk kota berkumpul dan bersatu di sekitar lokasi kejadian.

Kekaguman besar seperti itu menjadi ciri khas tersendiri bagi kota Manchester yang terletak di Inggris utara tersebut. Penduduk Manchester dikenal sebagai orang-orang yang dipenuhi dengan rasa semangat dan kemurahan hati yang kuat. Mancunian, istilah bagi orang Manchester, juga suka membanggakan kotanya yang mereka sebut sebagai kota terbesar di dunia.

Pada tahun 1996, pernah terjadi insiden yang hampir sama yaitu ledakan bom truk. Insiden tersebut menjadi ledakan terbesar yang pernah ada di daratan Inggris, yang melukai ratusan orang dan merobek pusat kota tersebut. Ledakan yang dilakukan oleh Tentara Republik Irlandia (IRA) itu terjadi kurang dari satu mil dari Manchester Arena.

Meskipun Manchester adalah kota tertua dan paling mapan di Inggris, kota itu sering bersaing dengan Birmingham untuk memperebutkan kota kedua di Inggris setelah ibu kota, London. Manchester juga merupakan kota muda, rumah bagi universitas-universitas besar di Inggris dan salah satu populasi mahasiswa terbesar di Eropa. Terhitung ada sekitar 100 mahasiswa berkumpul di sana, yang tersebar di tiga universitas utama di kota itu.

Manchester Arena yang berkapasitas 21 ribu orang itu terletak di pusat kota yang ramai. Dekat dengan katedral kota abad ke-13 dan pusat hiburan yang populer di sana, Printworks, yang biasa dipenuhi dengan anak-anak muda dan mahasiswa. Kawasan pusat kota itu merupakan perpaduan arsitektur masa Grand Victoria dan beberapa bangunan yang sudah diperbarui. Manchester juga dikenal sebagai tempat tujuan kehidupan malam, di mana setiap malamnya bisa menarik ribuan orang datang ke sana.

Manchester juga masih terkenal dengan panggung musiknya, yang mulai berkembang pesat pada tahun 1980-an dan 1990-an dengan grup-grup musik seperti Joy Division, the Smiths, New Order dan Oasis. Kota ini juga menjadi rumaah bagi dua klub sepak bola besar yang memiliki banyak suporter dari luar negeri, Mnchester United dan Manchester City.

Pada kejadian tersebut, rekaman dari saksi menunjukkan para penonton yang berlari ketakutan dari arena menuju Stasiun Victoria, yang menjadi pusat transportasi utama di Manchester. Beberapa blok setelahnya yang berada di jalan utama kota terdapat hotel Holiday Inn Express, di mana di sana ditampung sebanyak 50 anak tanpa pendamping yang terpisah dari orangtua mereka saat keributan berlangsung. Menurut laporan dari CNN, Selasa (23/5), mereka kemudian dirawat oleh staf hotel dan penduduk setempat.

Barisan ambulans langsung berjajar di luar arena dan polisi bersenjata segera mengamankan lokasi dengan memperingatkan agar menjauhi arena itu. Dilaporkan korban mencapai 19 orang tewas dan 59 korban terluka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement