REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Mereka menuduhnya mendukung terorisme. Ini sebuah pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya antara anggota Dewan Kerja Sama Teluk.
Negara-negara tersebut secara dramatis memutuskan hubungan dengan Qatar karena Qatar mendukung gerakan Ikhwanul Muslimin. Bahkan mereka menuduh Doha mendukung saingan utama mereka, Iran.
Tiga negara Teluk mengumumkan penutupan hubungan transportasi dengan Qatar. Mereka memberi waktu bagi wisatawan dan warga Qatar selama dua pekan untuk meninggalkan negara-negara itu. Qatar juga diusir dari sebuah koalisi pimpinan Saudi di Yaman.
Ini adalah tindakan yang lebih parah daripada pada ketegangan delapan bulan sebelumnya pada 2014, ketika Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab menarik duta besar mereka dari Doha. Saat itu hubungan transportasi masih dipertahankan dan warga serta pengunjung dari Qatar tidak diusir.
Perpecahan antara Doha dan sekutu terdekatnya dapat menimbulkan dampak di Timur Tengah. Selama ini negara-negara Teluk telah menggunakan kekuatan keuangan dan politik untuk mempengaruhi peristiwa di Libya, Mesir, Suriah, Irak dan Yaman. Qatar juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Kantor berita negara Saudi SPA mengatakan, Arab Saudi menuduh Qatar mendukung kelompok militan dan menyebarkan ideologi kekerasan mereka. Ini terlihat dari saluran berita mereka Aljazirah.
"Qatar menaungi beberapa kelompok teroris dan sektarian yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas di kawasan Timur Tengah, termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS, dan Alqaidah. Mereka juga mempromosikan pesan dan skema kelompok-kelompok ini melalui media mereka secara terus-menerus, "kata SPA, Senin, (5/6).
Pernyataan SPA juga menuding Qatar mendukung militan yang didukung Iran di wilayah Qatif dan Bahrain yang berpenduduk mayoritas Syiah di Bahrain.
Baca juga, Empat Negara Ini Putuskan Hubungan dengan Qatar, Mengapa?