Selasa 06 Jun 2017 13:07 WIB
Ancaman Bom Palsu

Penumpang Pesawat Australia Loncat dari Pesawat

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi ancaman bom
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi ancaman bom

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pada Selasa (6/6) waktu setempat, penumpang meloncat dari sebuah pesawat di bandara kecil di Australia karena mendapatkan kabar ada bom di pesawatnya. Namun ternyata kabar tersebut hanya tipuan.

Polisi menyebutkan, kabar tersebut mengatakan ada peringatan bom di sebuah kamar mandi pesawat. “Tidak ada yang ditemukan, tidak ada ancaman nyata bagi siapa pun. Hanya sebuah catatan, jadi tidak ada apa-apa di dalamnya,” kata seorang juru bicara polisi yang menolak menyebutkan namanya, Selasa (6/6).

Menurut keterangan dari polisi, pesawat turbo prop berkapasitas 68 penumpang yang mengangkut 42 penumpang itu kemudian dievakuasi di bandara Albury, di selatan New South Wales. Kemudian seorang pria ditangkap. AP Australia yang dikutip Reuters, mengatakan, seorang penumpang mengaku mendengar ada seseorang berteriak dan meminta seluruh penumpang untuk bergegas melarikan diri dari pesawat.

“Tinggalkan barang bawaan Anda, keluar dan lari, lari, lari,” menurut pengakuan dari penumpang tersebut. Lalu para penumpang melompat ke aspal di bandara Albury.

 “Polisi dan layanan darurat segera menuju ke bandara Albury setelah menerima informasi bahwa sebuah catatan ditemukan di daerah toilet,” kata juru bicara kepolisian negara bagian New South Wales, Emily Waters. Menurut dia, semua penumpang turun dan seorang pria ditangkap dalam waktu lima menit.

Waters tidak mengatakan apa yang tertulis dalam catatan yang ditemukan tersebut. Sedangkan maskapai Virgin Australia mengaku polisi datang saat kedatangan pesawat karena ada insiden keamanan pesawat. Maskapai tersebut tidak segera mengonfirmasi berapa jumlah penumpang yang ada di dalam pesawat mereka saat kejadian tersebut. 

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan polisi sedang melakukan pengepungan pada Senin (5/6) di selatan kota Melbourne karena ada tindakan terorisme. Kkelompok ISIS mengklaim salah satu anggotanya merupakan orang bersenjata yang bertanggung jawab atas insiden itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement