REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Hal ini berdampak dalam seluruh aspek kerja sama negara-negara tersebut, terutama adalah blokade transportasi dan perdagangan.
Saat ini, Mesir dilaporkan telah menutup wilayah udaranya untuk pesawat-pesawat milik Qatar. Penutupan ini dimulai pada pukul 4.00 pagi waktu setempat pada Selasa (6/6) hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Maskapai penerbangan yang terkena dampak dari keputusan ini di antaranya adalah Qatar Airways, Etihad Airways, dan Emirates. Akibat adanya keputusan itu, keberangkatan dari bandara di Ibu Kota Doha terhambat.
Sementara Arab Saudi dan Bahrain akan melakukan langkah yang sama dalam beberapa waktu ke depan. Dengan ditutupnya jalur transportasi udara dari negara-negara itu, maskapai Qatar harus melewati rute yang lebih panjang untuk melakukan perjalanan ke berbagai tempat, seperti Eropa.
Seorang pejabat Somalia mengatakan setidaknya 15 penerbangan Qatar Airways sudah menggunakan wilayah udara Somalia mulai Senin (5/6) kemarin. Selain wilayah udara, keempat negara yang melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar juga menutup jalur transportasi lainnya termasuk darat dan laut.
Baca juga, Empat Negara Ini Putuskan Hubungan dengan Qatar, Mengapa?
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani mengatakan negaranya masih memiliki akses perjalanan melalui jalur internasional. Ia mengatakan jalur itu mencakup wilayah laut dan udara.
Selain penutupan jalur transportasi, keputusan juga membuat warga negara Qatar yang menetap di Bahrain, Arab Saudi, dan UEA harus pergi. Mereka diberikan waktu selama dua minggu untuk meninggalkan negara-negara tersebut.
Selain keempat negara, dilaporkan ada dua negara lainnya yang akan melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar. Pertama adalah Yaman, kemudian Libya yang berbasi di wilayah timur.
Qatar telah dituding merusak dan memperburuk masalah regional Timur Tengah dengan menjadi pendukung kelompok Ikhwanul Muslimin. Negara itu juga disebut mendanai, merangkul terorisme, ektremisme, serta organisasi sektarian yang dianggap berbahaya untuk keamanan kawasan tersebut.
Puti Almas