Selasa 06 Jun 2017 14:59 WIB
Ancaman Bom Palsu

Virgin Australia Turunkan 45 Penumpang

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Virgin Australia
Virgin Australia

REPUBLIKA.CO.ID, ALBURY -- Sebanyak 45 penumpang sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Virgin Australia diturunkan secara paksa setelah mendapatkan ancaman bom, pada Selasa (6/6). Mereka harus meloncat setinggi 1,2 meter dari pintu pesawat ke aspal, saat pesawat tersebut mendarat di Bandara Albury, di wilayah terpencil selatan New South Wales.

Ancaman bom itu dilaporkan berasal dari sebuah catatan kecil yang berada di dalam kamar mandi kabin. Ancaman tersebut kemudian dinyatakan palsu atau hoax karena tidak ditemukan adanya bom di dalam pesawat.

"Tidak ada bom yang ditemukan. Tidak ada ancaman bagi siapa pun, hanya sebuah catatan ancaman, jadi tidak ada apa-apa di dalam pesawat," kata juru bicara kepolisian negara bagian New South Wales, Emily Waters.

Polisi mengatakan pesawat turbo prop berkapasitas 68 penumpang itu sedang melakukan perjalanan domestik dari Sydney ke Albury. Setelah lepas landas, awak kabin berteriak dan meminta penumpang untuk lari setelah ia menemukan catatan misterius itu di dalam kamar mandi.

"Polisi dan layanan darurat yang tiba di Bandara Albury menerima informasi sebuah catatan telah ditemukan di toilet," ujar Waters.

Ia tidak mengungkapkan bagaimana bunyi ancaman yang tertulis di dalam catatan itu. Namun, polisi kemudian menangkap seorang pria berusia 30 tahun yang dituduh telah menyebarkan ancaman dan memberikan informasi palsu.

"Semua penumpang turun dan seorang pria ditangkap dalam waktu lima menit," ungkap Waters.

Virgin Australia hanya mengatakan polisi telah menunggu di bandara saat pesawat itu akan mendarat karena adanya insiden keamanan. Namun maskapai penerbangan tersebut tidak memberikan informasi lebih rinci atas insiden teror yang menimpa salah satu pesawatnya itu.

Baca: Penumpang Pesawat Australia Loncat dari Pesawat

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement