REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al Sabah meminta Qatar menahan diri dan menghindari tindakan yang bisa meningkatkan ketegangan dengan negara tetangganya di Teluk Arab. Beberapa negara Teluk Arab melakukan pemutusan hubungan diplomatik karena menilai Qatar mendukung ekstremisme dan terorisme.
Menurut kantor berita negara Kuwait KUNA, yang dikutip Asharq Alawsat, Selasa (6/6), Sheikh Sabah meminta Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menahan diri. Hal itu ia sampaikan saat berbicara dengan penguasa Qatar pada Senin (5/6) malam waktu setempat. Ia juga mendesak agar berusaha mengurangi ketegangan dan tidak mengambil keputusan yang dapat meningkatkan eskalasi.
Sementara itu Sheikh Sabah telah menerima Gubernur Makkah Pangeran Khalid Al Faisal dan Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdulaziz di Istana Dusman di Kuwait. Selama pertemuan tersebut, pangeran Saudi menyampaikan sebuah pesan verbal dari Raja Salman kepada Emir mengenai hubungan bilateral yang berbeda dan mengikat persaudaraan kedua negara serta masyarakatnya. Selain itu, menurut laporan Saudi Press Agency, mereka juga membahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama dan perkembangan terakhir di tingkat regional dan internasional.
Keputusan beberapa negara Arab untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar mengejutkan kabinet Qatar. Menurutnya, hal itu tidak dapat dibenarkan. Kementerian Luar Negeri Qatar menyampaikan dalam sebuah pernyataan resmi sangat menyesalkan tindakan terhadap negaranya tersebut.