Rabu 07 Jun 2017 13:36 WIB

Pernyataan Trump tentang Qatar yang Picu Kontroversi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya mengambil kebanggaan atas keputusan negara-negara Teluk memblokade Qatar sebagai rekan diplomatik dan ekonomi mereka. Kendati demikian, sikap Trump terkait hal ini dikhawatirkan Pentagon dan Departemen Pertahanan AS.

Seperti diketahui, Qatar merupakan sekutu penting AS. Qatar merupakan tuan rumah bagi basis militer terbesar Pentagon di Timur Tengah yang digunakan untuk melawan ISIS dan kelompok teror lainnya.

Kendati merupakan sekutu penting, namun sikap Trump terkait krisis diplomatik antara Qatar dengan beberapa negara Arab, justru menyudutkan mereka. Trump, melalui cicitan di Twitter pribadinya, seperti mengonfirmasi tuduhan negara-negara Arab yang menyebut Qatar sebagai penyokong kelompok teroris.

"Selama perjalanan saya baru-baru ini ke Timur Tengah, saya menyatakan bahwa tidak akan ada lagi pendanaan (untuk) ideologi radikal. Para pemimpin menunjuk Qatar, lihat!" kata Trump, Selasa (6/6).

Setelah cicitan Trump tersebut tersiar, pejabat Pentagon bergerak cepat untuk meminimalisasi efek yang dapat menyebabkan keretakan hubungan antara AS dengan Qatar.

Juru bicara Kapten Jeff Davis mengatakan bahwa AS berterima kasih kepada Qatar. "AS berterima kasih kepada Qatar atas dukungan jangka panjang untuk kehadiran kami dan komitmen abadi mereka terhadap keamanan regional," ucapnya seperti dilaporkan laman CNN.

Baca juga, Empat Negara Ini Putuskan Hubungan dengan Qatar, Mengapa?

Davis pun menambahkan bahwa AS tidak berencana mengubah sikapnya di Qatar. Menekankan bahwa tidak ada dampak pada operasi militer dan mendesak semua pihak untuk bekerja sama untuk menyelesaikan krisis tersebut.

Menteri Pertahanan James Mattis juga menghubungi rekan Qatar-nya guna membahas situasi terkini. Menurut keterangan seorang pejabat, Mattis mengupayakan agar komunikasi antara kedua negara tetap terjalin.

Berbeda dengan Trump yang bicara blakblakan terkait Qatar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert mengungkapkan hal serupa dengan cara yang lebih moderat. Nauert mengatakan bahwa Qatar membuat beberapa kemajuan perihal mengurangi pendanaan teror.

"Bagaimanapun, saya jelaskan, mereka telah membuat kemajuan, namun masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, lebih banyak pekerjaan perlu dilakukan," ucap Nauert.

Kendati demikian, berbeda dengan Trump, Nauert tak lupa mengutarakan rasa terima kasih kepada Qatar. "AS berterima kasih kepada Qatar atas dukungan mereka yang telah lama ada untuk kehadiran kami di wilayah ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement