REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov khawatir terhadap negara-negara Arab yang memutuskan hubungan dengan Qatar. Pihaknya menyarankan agar perseteruan tersebut diselesaikan dengan perundingan, dan Moskow siap untuk memediasi perundingan tersebut.
“Untuk masalah kebijakan kami tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain atau hubungan bilateral mereka satu sama lain. Tapi tidak membuat kami bersuka cita jika hubungan antara mitra kita memburuk,” kata Lavrov kepada Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani dalam sebuah pembicaraan di Moskow, Sabtu (10/6).
Lavrov mengatakan bahwa Moskow siap bertindak untuk membantu menyelesaikan pertikaian diplomatik tersebut. Tentunya dengan persetujuan dan kepentingan pihak-pihak yang terlibat.
“Kami menyerukan agar semua kontradiksi diselesaikan di meja perundingan melalui dialog yang saling menghormati,” ujarnya. Ia juga menambahkan, bahwa negara-negara Arab harus bersatu dalam memerangi terorisme secara efektif.
Sementara itu Sheikh Mohammed mengatakan, Qatar berkomitmen untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan dialog. Ia juga menjelaskan Dewan Kerja Sama Negara-negara Teluk Arab (GCC) sebagai format yang paling sesuai untuk perundingan semacam itu.
Kekuatan terbesar dunia Arab, termasuk Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada Senin. Mereka menuduh Qatar mendukung militan Islam yang dianggap sebagai teroris dan Iran.