REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah memberi peringatan terhadap negara-negara yang melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar. Ia mengatakan hal itu memiliki konsekuensi kemanusiaan yang besar, serta memperburuk situasi dan stabilitas keseluruhan di Timur Tengah.
Pada Senin (5/6) lalu, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA) membuat keputusan memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Keempat negara itu menilai bahwa Qatar merusak dan memperburuk stabilitas di kawasan.
Qatar dituding telah mendukung kelompok teroris, termasuk Ikhwanul Muslimin. Negara itu disebut juga mendanai, merangkul terorisme, ektremisme, serta organisasi sektarian yang dianggap berbahaya untuk keamanan nasional masing-masing tersebut, serta keseluruhan kawasan.
Tiga negara lain kemudian mengikuti langkah untuk memutus hubungan diplomatik dengan Qatar, yaitu Yaman, Maladewa, dan Libya, namun diberlakukan oleh pemerintah bagian timur negara itu. AS sebelumnya menyatakan berkomitmen untuk meredakan ketegangan dan berjanji dapat membuat sebuah rekonsiliasi, yang mungkin diminta oleh negara adidaya itu untuk dimulai dari Arab Saudi.
Dikutip dari BBC, Sabtu (10/6), Tillerson juga mengatakan blokade terhadap Qatar telah mengganggu kepentingan AS di Timur Tengah. Upaya mediasi, yang juga didukung oleh Kuwait disebut dilakukan dalam waktu dekat, pada Sabtu (10/6).
Namun, Arab Saudi, UEA, Mesir, dan Bahrain tidak menanggapi peringatan dari Tillerson. Masing-masing negara itu mengatakan bahwa Qatar harus terlebih dahulu mengubah kebijakan mereka dalam memberantas terorisme.
Dilansir Saudi Press, seorang pejabat negara mengatakan bahwa komitmen memerangi terorisme dan ektremisme seharusnya telah dijalankan oleh Qatar. Tidak ada toleransi terhadap hal itu dan mereka tak akan mengubah keputusan blokade, hingga komitmen dijalankan. Dengan pemutusan hubungan diplomatik, Arab Saudi saat ini telah menutup perbatasan antara negara itu dan Qatar. Jalur transportasi melalui darat, laut dan udara juga akan ditutup.
Sementara UEA memberi para diplomat Qatar waktu selama 48 jam untuk meninggalkan negaranya. Saat ini, Mesir juga dilaporkan telah menutup wilayah udaranya untuk pesawat-pesawat milik Qatar.
Karena itu, distribusi makanan bagi warga Qatar dikhawatirkan dapat terhenti. Selama ini, negara kecil itu bergantung dengan impor pangan yang sebagian besar datang dari Arab Saudi dan UEA. Pada 2015 lalu, tercatat hingga 1 triliun dolar AS dihabiskan oleh Qatar untuk melakukan hal itu.