Kamis 15 Jun 2017 17:29 WIB

PBB Khawatirkan Konflik Saudi-Qatar

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Antonio Guterres
Foto: Reuters
Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- PBB terus mengikuti perkembangan krisis di kawasan Teluk. Seperti diketahui, 10 hari sudah beberapa negara Teluk, yakni Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Yaman, memutuskan hubungan diplomatik serta memblokade Qatar.

Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Zeid Raad Al Hussein mengaku, kondisi di Qatar dan beberapa negara Teluk cukup mengkhawatirkan.

"Saya khawatir dengan dampak yang mungkin terjadi pada hak asasi manusia banyak orang setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Qatar," ungkap Al Hussein seperti dilaporkan laman Al Araby, Kamis (15/6).

Sekretris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengaku cukup prihatin melihat perselisihan negara-negara Teluk dengan Qatar.

Oleh sebab itu, ia mendukung penuh Kuwait yang berupaya memediasi pihak-pihak yang terlibat dalam krisis. "Saya mendukung penuh usaha Kuwait untuk menghilangkan ketegangan dan mempromosikan dialog yang efektif," ujar Guterres.

Negara-negara Teluk memutuskan hubungan dengan Qatar karena mereka menuduh Qatar sebagai pihak penyokong kelompok teroris. Tuduhan tersebut telah dibantah tegas oleh Qatar. Namun negara-negara Teluk tetap mengucilkan dan mengisolasi Qatar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement