Sabtu 24 Jun 2017 12:19 WIB

Zakat Muslim RI di Australia Rp 3 Miliar per Tahun

 Dana zakat yang berhasil dihimpun Dompet Dhuafa Australia banyak disalurkan untuk program ekonomi, sosial dan pendidikan di tanah air.
Foto: Dompet Dhuafa Australia
Dana zakat yang berhasil dihimpun Dompet Dhuafa Australia banyak disalurkan untuk program ekonomi, sosial dan pendidikan di tanah air.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Potensi zakat umat Islam Indonesia di Australia cukup besar dan hingga kini belum tergarap sepenuhnya. Namun untuk memaksimalkan potensi ini lembaga penerima dan penyalur Zakat, Infak, Shodaqoh dan Wakaf (Ziswaf) seperti Dompet Dhuafa Australia menghadapi sejumlah tantangan yang berbeda dengan lembaga sejenis di dalam negeri.

Saat ini, jumlah penduduk muslim di Australia diperkirakan mencapai 500 ribu orang atau sekitar tiga persen dari jumlah penduduk total Australia sebanyak 24 juta jiwa. Dari jumlah itu, umat muslim asal Indonesia diperkirakan mencapai 10 ribu orang.

Dengan jumlah tersebut, potensi zakat umat muslim Indonesia di Australia sebenarnya cukup besar. Hanya saja selama ini belum tergarap dengan baik. Umat Islam Indonesia di Australia umumnya membayarkan zakat secara konservatif misalnya dengan mengirim uang zakat ke kampungnya atau membayar zakat kepada saudaranya sendiri saja. Padahal jika dikelola dengan efektif jumlah dana umat yang dikumpulkan sangat besar.

Direktur Dompet Dhuafa Australia
Direktur Dompet Dhuafa Australia, Ustaz Cecep Haji Solehudin (ke-2 dari kanan) dalam suatu kegiatan Dompet Dhuafa Australia dengan lembaga dakwah lainnya di Australia. dok. Dompet Dhuafa Australia

Dompet Dhuafa Australia, yang merupakan satu-satunya lembaga penerima dan penyalur Ziswaf resmi dan terdaftar di Australia sejak 2011 mengaku saat ini mampu menghimpun dana Ziswaf sebesar 200 ribu dolar AS hingga 300 ribu dolar AS atau sekitar Rp 2-3 miliar per tahun. Padahal menurut Direktur Dompet Dhuafa Australia, Cecep Haji Solehudin, jumlah itu baru mencakup sebagian kecil saja dari potensi zakat muslim Indonesia di Australia.

"Dompet Dhuafa Australia baru memanfaatkan tiga persen-empat persen dari potensi dana Ziswaf yang ada. Itu pun baru dari sekitar 200-300 orang donatur tetap. Jadi potensinya sebenarnya masih amat besar.” ungkapnya.

Menurut Cecep Haji Solehudin, jumlah itu baru berasal dari warga muslim Indonesia yang berada di pedalaman Australia.Dan Dompet Dhuafa Australia saat ini memang masih memfokuskan kegiatanya untuk membantu muslim Indonesia yang sulit menjangkau lembaga amil zakat atau masjid-masjid di kotanya.

“Kalau muslim Indonesia yang tinggal di kota-kota besar ya mungkin lebih gampang [membayar zakat] karena ada masjid atau mereka ikut pengajian. Tapi bagi mereka yang tinggal di pedalaman Australia atau muslim Indonesia yang menikah dengan warga Australia dan mereka tidak ikut pengajian atau tidak pergi ke masjid karena didaerah mereka belum tentu ada masjid, mereka ini sangat kesulitan,” tutur warga asal Bandung, yang sudah bermukim di Australia sejak tahun 2007 ini kepada wartawan Australia Plus di Jakarta, pekan lalu.

Sate berkah DD Australia
Ratusan santri pondok pesantren Tarbiyatul Akhlak Mojokerto Jawa Timur (15/06) berbuka puasa bersama dengan menu sate yang didanai dari donasi muslim Indonesia di Australia melalui Dompet Dhuafa Australia. Facebook Dompet Dhuafa Australia

Dompet Dhuafa Australia sebenarnya ingin memaksimalkan potensi zakat muslim Indonesia di Australia, namun keinginan ini menurut Cecep Haji Solehudin masih terbentur terbatasnya sumber daya manusia.

“Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Dompet Dhuafa Australia adalah mahalnya biaya pegawai. Di sini hanya untuk sekedar pekerjaan administrative saja itu tarif pegawainya bisa $30 per jam. Jadi demi menghindari pemubaziran dana umat untuk membayar biaya pegawai, akhirnya semua saya kerjakan sendiri saja.”

Sejak Dompet Dhuafa resmi membuka cabang di Australia, Ustaz Cecep Haji Solehudin menjadi pengurus tunggal lembaga tersebut. Warga asal Bandung ini, mengurus kegiatan Dompet Dhuafa disela-sela waktu kerjanya sebagai staf di perpustakaan University of New South Wales (UNSW) di Kota Sydney, NSW.

“Jadi saya mengerjakan semuanya dari A-Z sendirian. Sebagai Direktur Dompet Dhuafa Australia, saya harus berkomunikasi dengan pemerintah, saya juga harus melayani warga yang hendak berzakat, mendata zakat yang diterima di rekening dan lain-lain. Untung semuanya sekarang serba online, jadi semua bisa saya kerjakan sendiri di sela-sela waktu saya bekerja di perpustakaan UNSW. Tapi saya banyak juga dibantu relawan dari Jamaah Dompet Dhuafa disini,“ ungkap lulusan Universitas Mesir Kairo ini.

Sulit mencari mustahik zakat

Lebih lanjut, Cecep Haji Sholahuddin menerangkan dana zakat yang berhasil dihimpun Dompet Dhuafa Australia lebih banyak disalurkan ke Indonesia. Hal ini dilakukan lantaran tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Australia yang jauh lebih baik, Dompet Dhuafa mengaku kesulitan mendapatkan kelompok yang layak menerima uang zakat alias para ‘mustahik’ zakat.

“Sebenarnya dana zakat itu memang harus disalurkan di daerah dimana orang yang membayar zakat itu berada, tapi untuk konteks Australia mustahiknya tidak ada. Seperti anda tahu, untuk kesehatan disini proses pengobatan gratis, warga yang tidak bekerja juga mendapat tunjangan melalui program centerlink. Jadi berdasarkan fatwa ulama-ulama, dana zakat yang kami himpun lebih baik disalurkan untuk umat Islam di Indonesia.”

Kalaupun ada, mustahik zakat yang biasa dibantu Dompet Dhuafa Australia adalah masyarakat atau mahasiswa Indonesia yang sedang mengalami kesulitan keuangan dimana mereka digolongkan sebagai Ibnu Sabil atau orang yang sedang dalam perjalanan.

“Ada beberapa mahasiswa Indonesia misalnya mereka menerima beasiswa tapi karena dana beasiswa mereka belum turun biasanya kita bantu mereka selama empat-enam minggu, sampai dana beasiswa mereka cair atau sampai mereka mendapat pekerjaan. Paling hanya mereka mustahik yang biasa kita bantu disini,” katanya.

Dengan pertimbangan kondisi ini, dana zakat yang dihimpun Dompet Dhuafa Australia akhirnya disalurkan kembali ke Tanah Air dan digunakan untuk membiayai sejumlah program pendidikan, sosial dan ekonomi umat di sejumlah daerah di Indonesia.

“Tahun ini kami punya 4-5 tempat program pengembangan ekonomi umat, seperti program penggemukkan kambing di Banten, Jawa Tengah, Sulawesi. itu dananya dari zakat umat muslim Indonesia di Australia. Kami juga punya program pengembangan jamur di Jogja dan kita juga punya progam Ibu Tangguh di Padang.”

Pengajiab bersama Corps Dai Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa Australia bertekad menjadi hub dakwah Islam di Australia dengan menyelenggarakan kegiatan pengajian rutin bagi komunitas muslim Indonesia di Australia. Dok. Dompet Dhuafa Australia
 
Hub dakwah di Australia

Sementara khusus untuk dana infak yang disalurkan muslim Indonesia melalui Dompet Dhuafa Australia banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dakwah umat Islam Indonesia di Australia.

“Sebetulnya yang paling dibutuhkan muslim Indonesia disini itu lebih kepada dakwah. Artinya umat muslim Indonesia di Australia sangat merindukan siraman rohani. Untuk itu kita banyak mendatangkan ustad atau ulama-ulama asal Indonesia yang terkenal untuk memberikan tausiyah disini."

Dompet Dhuafa Australia bertekad untuk bisa menjadi hub dakwah bagi umat Islam Indonesia yang ada di Australia. Kini selain menggelar acara safari dakwah dengan mendatangkan ulama asal Indonesia ke negara-negara bagian di Australia, Dompet Dhuafa Australia juga menggelar kegiatan pengajian rutin di kantor pusat Dompet Dhuafa Australia setiap pekan dan menyelenggarakan sekolah Tahfiz Qur’an bagi anak-anak umat Islam Indonesia di Australia di kantor pusat Dompet Dhuafa Australia di Sydney. Selain itu Dompet Dhuafa Australia juga memiliki kegiatan wakaf Alquran, pendampingan bagi para Muallaf dan pengobatan alternatif bekam gratis di Sydney.

Pada Ramadan tahun ini, Dompet Dhuafa Australia mencanangkan 7 program unggulan. Diantaranya konsultasi keagamaan dan ziswaf, Pembayaran zakat baik itu zakat maal ataupun fitrah, sate berkah, kado lebaran yatim, kafalah yatim dan wakaf alquran.

Muallaf center DD Australia
Muallaf Center, salah satu kegiatan Dompet Dhuafa Australia berupa pendampingan para muallaf atau mereka yang baru memeluk agama Islam. Dok. Dompet Dhuafa Australia

Selain di Australia, Dompet Dhuafa juga membuka cabang di Jepang dan Hongkong serta 19 cabang di seluruh Indonesia. Pada tahun ini, peran Dompet Dhuafa di bidang kemanusiaan mendapatkan apresiasi internasional berupa penghargaan Ramon Magsaysay Award, sebuah penghargaan yang mengapresiasi tokoh atau komunitas yang memiliki kontribusi besar dalam hal pelayanan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/wisata-nad-budaya/dompet-dhuafa-australia-himpun-dana-ziswaf-umat-hingga-miliaran/8632304
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement