REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel turut mengomentari perihal krisis yang terjadi di kawasan Teluk, terutama terkait 13 tuntutan yang diajuakan empat negara Teluk terhadap Qatar. Menurutnya, Qatar akan sulit memenuhi tuntutan tersebut.
Empat negara Teluk telah mengumumkan 13 tuntutannya terhadap Qatar untuk mengakhiri blokade dan embargo negara tersebut. Tuntutannya antara lain meminta Qatar menutup media penyiaran Aljazirah serta mengikis hubungan diplomatik dengan Iran.
Qatar sendiri menegaskan mereka tidak akan berunding dengan negara-negara Teluk terkait sebelum blokade dan embargo terhadap negaranya dicabut. Mereka juga menilai tuntutan yang diajukan negara-negara Teluk tidak realistis, tidak layak, serta tidak logis.
Sigmar Gabriel, dalam sebuah seminar di Berlin, juga mengomentari tentang tuntutan negara-negara Teluk terhadap Qatar tersebut. Menurutnya, tuntutan itu sangat provokatif.
Ia menilai, tak akan mudah bagi Qatar mewujudkan semua tuntutan negara-negara Teluk terkait. "Sulit bagi Qatar memenuhi semua permintaan dan tuntutan yang diajukan kepadanya," ujar Gabriel seperti dilaporkan laman Middle East Monitor, Selasa (27/6).
Sejak 5 Juni lalu, negara-negara Teluk, yakni Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Yaman, Bahrain, memblokade dan mengisolasi Qatar. Semua negara itu menuduh Qatar sebagai aktor penyokong kelompok teroris di kawasan tersebut.
Qatar membantah tudingan itu. Mereka menyebut landasan negara-negara Teluk mengisolasi negaranya dipicu oleh beredarnya berita palsu hasil peretasan Qatar News Agency.