Sabtu 01 Jul 2017 04:31 WIB

Arab Saudi: Pangkalan Militer Turki di Qatar Perumit Situasi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Militer Turki (ilustrasi).
Foto: Reuters
Militer Turki (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TURKI -- Duta Besar Arab Saudi untuk Turki, Walid al-Khuraiji, menilai pangkalan militer Turki di Qatar "mempersulit situasi." Dia juga menyatakan, harapan Riyadh agar Ankara mengambil posisi netral dalam krisis dengan Doha.

"Setiap intervensi regional salah jika mereka berpikir bintervensi mereka akan menyelesaikan masalah ini, dan kami mengharapkan kekuatan ini untuk menghormati tatanan regional yang ada dan untuk menyelesaikan masalah darurat," kata al-Khuraiji dalam sebuah wawancara dengan surat kabar harian Turki, Daily Sabah, dilansir dari Alarabiya, Sabtu (1/7).

"Kami berharap Ankara tetap tidak akan memihak demi menjaga hubungan baik dengan semua negara Teluk," katanya.

Ia berpendapat, ketika Ankara memihak Doha, negara tersebut kehilangan netralitasnya sebagai otoritas tidak berpihak yang melakukan mediasi seperti mereka nyatakan Al-Khuraiji juga menekankan bahwa Arab Saudi tidak memiliki keraguan tentang motif Turki dan kekhawatiran Ankara akan keamanan dan stabilitas kawasan ini.

Namun, ada pertimbangan lain dari negara-negara tetangga Qatar dan harus diperhitungkan. Keterlibatan militer regional tidak akan menyelesaikan masalah namun akan menambah kompleksitasnya. "Arab Saudi tidak bisa membiarkan Turki membangun pangkalan militer di negara ini, "tambahnya.

"Ketika Turki merasa bahwa ada ancaman terhadap keamanan di perbatasannya dengan Suriah, maka hal itu tidak hanya membuat langkah politik, namun juga mengambil tindakan militer untuk mempertahankan keamanan nasionalnya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement