REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Sigmar Gabriel mengatakan kedaulatan Qatar harus dihormati. Pernyataannya tersebut berkaitan dengan krisis yang sedang dihadapi Qatar dengan beberapa negara Teluk.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain telah mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar agar negara tersebut lepas dari blokade dan embargo. Namun Qatar menilai beberapa poin tuntutan tersebut tidak realistis dan merupakan bentuk intervensi terhadap kedaulatannya.
Menanggapi hal tersebut, dalam sebuah konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohamed bin Abdulrahman al-Thani di Doha, Sigmar Gabriel menilai memang ada beberapa batas yang tidak boleh dilampaui negara-negara Teluk melalui tuntutannya.
"Ada batas-batas yang tidak boleh Anda lewati, bahwa kedaulatan masing-masing negara dan penghormatan kedaulatan nasional ini harus ada di sana," ungkap Gabriel seperti dilaporkan laman Aljazirah, Rabu (5/7).
Menurutnya, penghormatan kedaulatan negara harus menjadi syarat dan kondisi dasar dalam penyelesaian krisis Teluk. "Bahkan pertanyaan paling sulit bisa dibicarakan," ujarnya.
Kendati demikian, Gabriel menegaskan bahwa untuk sementara ini Jerman tidak akan mengambil sisi atau berpihak dalam polemik di kawasan Teluk. Namun, ia mengapresiasi sikap Qatar yang selalu menyerukan dialog untuk memecahkan masalah ini.
"Qatar telah menahan diri untuk bereaksi terhadap blokade tersebut. Kami berharap pihak lain akan menanggapinya dengan semangat yang sama," kata Gabriel.