Jumat 07 Jul 2017 13:07 WIB

Kerusuhan di Penjara Meksiko, 28 Tewas

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Penjara   (ilustrasi)
Foto: AP/Rick Bowmer
Penjara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO CITY -- Bentrokan antarnarapidana di dalam penjara Acapulco, Meksiko terjadi pada Kamis (6/7). Sedikitnya 28 orang dilaporkan tewas dan tiga lainnya terluka dalam peristiwa ini.

Kerusuhan pada mulanya terjadi pada pagi hari. Diketahui pertikaian terjadi antara dua kelompok penjahat yang berada di penjara yang sama. Seluruh bangunan penjara kemudian menjadi tempat bentrokan berlangsung.

Jenazah-jenazah narapidana yang tewas dilaporkan tersebar di sejumlah area penjara, seperti dapur, hingga tempat berkunjung tamu. Pasukan keamanan Meksiko, yang terdiri dari militer dan polisi negara bagian federal dikerahkan untuk menghentikan bentrokan.

"Setelah ini kami akan melakukan penyelidikan mengenai apa yang menyebabkan peristiwa, hingga siapa yang bertanggung jawab di balik kerusuhan ini," ujar pernyaan dari juru bicara pasukan keamanan Guerrero, negara bagian Meksiko, dilansir The New York Times, Jumat (7/7).

Perkelahiam antar kelompok penjahat di Meksiko, termasuk di dalam penjara wilayah negara itu selama ini bukanlah hal yang baru terjadi. Tingkat kematian akibat insiden semacam itu dilaporkan terus bertambah dari tahun ke tahun.

Seperti yang terjadi di negara bagian Chihuahua pada Rabu (5/7) lalu. Dua kelompok penjahat narkotika saling menyerang dan membuat setidaknya 14 orang tewas.

Termasuk juga dalam bentrokan antara kelompok kejahatan dan pasukan keamanan. Pada pekan lalu, baku tembak antara polisi dan kelompok bersenjata terjadi di negara bagian Sinaloa. Setidaknya 19 orang dilaporkan tewas dalam kejadian itu.

Wabah kekerasan menjadi sorotan bahwa situasi keamanan Meksiko terus memburuk. Kasus-kasus pembunuhan yang terjadi telah mencapai ribuan. Menurut pihak berwenang, 2.186 penyelidikan kasus itu dilakukan pada Mei lalu.

Secara keseluruhan, lebih dari 9.900 investigasi pembunuhan yang dilakukan dalam lima bulan terakhir ini. Jumlah kasus itu meningkat sekitar 30 persen dibandingkan periode yang sama pada 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement