Senin 24 Jul 2017 10:19 WIB

Aturan Baru Trump Ancam Industri Pariwisata AS dan Kuba

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu sudut Havana, Kuba.
Foto: pixabay
Salah satu sudut Havana, Kuba.

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Operator jasa pariwisata Amerika Serikat (AS) mencoba untuk mengambil langkah antisipasi, setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan sebagian kesepakatan yang dibuat oleh Barack Obama dengan Pemerintah Kuba. Salah satu kesepakatan yang dibatalkan mencakup larangan ketat bagi warga AS yang berwisata ke Kuba.

Dilansir Reuters, Senin (24/7), ada 12 kategori larangan perjalanan wisata dari AS ke Kuba termasuk larangan penggunaan hotel dan fasilitas lain yang dimiliki oleh militer Kuba. Sejauh ini kapal pesiar AS masih diizinkan, namun hanya untuk perjalanan wisata berkelompok saja. Larangan kapal pesiar hanya berlaku bagi wisatawan yang melakukan perjalanan privat.

"Kami perlu berbagi informasi dan bericara mengenai isu-isu yang penting bagi kami," ujar Pendiri American Tour Operators in Cuba Michael Sykes.

Langkah Trump yang menarik kembali kebijakan Obama di Kuba memang belum memberikan dampak besar terhadap sektor pariwisata. Namun, para perusahaan jasa pariwisata khawatir di masa depan dapat mengancam bisnis mereka.

Pada semester I 2017 tercatat sekitar 300 ribu warga AS berkunjung ke Kuba. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari periode yang sama di tahun lalu. Dari jumlah ini, sebanyak 40 ribu orang bepergian secara berkelompok dan terorganisir melalui agen perjalanan. Operator perjalanan menyatakan, mereka telah dibanjiri pertanyaan dari para wistawan yang khawatir dengan larangan tersebut. Bahkan, beberapa wisatawan AS telah merevisi jadwal perjalanan mereka ke Kuba.

"Kami menerima permintaan (wisata) dari kelompok kecil, keluarga, pasangan, dan perjalanan pesta ulang tahun yang telah berencana pergi ke Kuba. Namun mereka bingung dengan peraturan baru tersebut," ujar Pengelola Cuba Educational Travel Collin Laverty.

Sementara itu, pemilik operator wisata Distant Horizons Janet Moore mengatakan, peraturan baru Pemerintah AS menyulitkan para wisatawan individu untuk mengunjungi Kuba. Selain itu, peraturan baru ini juga menyulitkan operator wisata karena harus membatalkan sejumlah penerbangan dari AS ke Kuba. Operator pesawat terbang seperti American Airlines Group Inc telah mengurangi frekuensi penerbangan ke Kuba karena menurunnya permintaan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement