REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua pejabat Amerika Serikat mengatakan, uji coba menunjukkan rudal rudal balistik antarbenua Korea Utara (ICBM) sudah bisa menjangkau sebagian besar wilayah kontinental Amerika Serikat.
Ancaman yang berkembang yang ditimbulkan oleh program nuklir dan rudal Pyongyang menambah tekanan pada pemerintahan Presiden Donald Trump untuk meresponsnya.
Korut sebelumnya mengaku telah melakukan uji coba ICBM yang berhasil membuktikan kemampuannya untuk menyerang daratan Amerika.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi peluncuran rudal tengah malam pada Jumat malam dan menyebutnya sebagai peringatan keras kepada Amerika Serikat. Korut menegaskan Paman Sam tidak akan aman dari kehancuran jika mereka mencoba menyerang Korut.
Dua pejabat intelijen AS mengatakan, Kim ingin mengembangkan ICBM yang berkemampuan nuklir untuk mencegah serangan terhadap negaranya dan mendapatkan legitimasi internasional.
"Kim membuat nuklir bukan untuk melancarkan serangan ke Amerika Serikat atau sekutunya karena dia tahu menyerang AS sama saja bunuh diri," katanya, Senin, (31/8).
Pentagon menolak berkomentar mengenai penilaian peluncuran rudal Korut. "Penjelasan spesifik dari penilaian kami itu diklasifikasikan untuk alasan yang saya harap Anda mengerti," kata Juru Bicara Pentagon Kapten Angkatan Laut Jeff Davis.
Ia mengetahui bahwa rudal Korut itu bisa terbang sejauh 5.500 km, kisaran minimum Pentagon mengklasifikasikan sebagai ICBM.
Baca juga, Korut Luncurkan Serangkaian Rudal Balistik.