REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Utusan Cina untuk PBB Liu Jieyi mengatakan, negaranya tidak memiliki tanggung jawab penuh untuk menjaga stabilitas di kawasan Semenanjung Korea.
Menurutnya, Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat(AS) selaku dua pihak yang saling menyulut ketegangan yang patut memikul tanggung jawab tersebut.
"(AS dan Korut) memegang tanggung jawab utama untuk menjaga agar segala sesuatu tetap dan mulai bergerak ke arah yang benar, bukan Cina," ujar Jieyi, seperti dilaporkan laman Aljazirah, Selasa (1/8).
"Tidak peduli seberapa kuatnya Cina, upaya Beijing tidak akan menghasilkan hasil yang praktis karena hal ini bergantung kepada dua pihakutama (AS dan Korut)," katanya menambahkan.
Tanpa menyebutkan nama, Jieyi juga mengatakan bahwa terdapat negara-negara yang terkait dengan ketegangan di Semenanjung Korea telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Tindakan yang diambil negara-negara terkait, menurutnya, telah menghambat upaya perundingan guna mengakhiriketegangan di Semenanjung Korea.
Pernyataan Jieyi ini merupakan balasan untuk Presiden AS Donald Trump yang sebelumnya menyebut Cina memiliki tanggung jawab untuk menekan Korut agar menghentikan program rudal nuklirnya.
Trump menyatakan hal tersebut sesaat setelah Korut melakukan uji coba rudal balistik antarbenua padaJumat (28/7). Rudal tersebut diklaim telah mampu menjangkau seluruh daratan AS.
Baca juga, Korut: Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.