Kamis 10 Aug 2017 08:25 WIB

Trump Ancam Gunakan Nuklir untuk Hadapi Korut

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengejutkan sekutunya dengan mengancam akan menghujani rezim Pyongyang dengan hujan api dan kemarahan.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson membela Trump atas kata-katanya yang provokatif dan terkesan mengajak perang Korut. Ancaman Trump kepada Korut ini mengejutkan sekutu AS dan banyak dikritik di AS dan di seluruh dunia sebagai tindakan amat ceroboh.

"Apa yang Presiden lakukan adalah mengirim pesan yang kuat ke Korut dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh Kim Jon-un sebab Kim tidak mengerti bahasa diplomatik," kata Tillerson seperti dilansir Guardian, Rabu, (9/8).

"Saya pikir presiden hanya ingin menjelaskan kepada rezim Korut mengenai kemampuan AS yang tidak diragukan lagi untuk membela diri, mempertahankan diri dan melindungi  sekutu-sekutunya," ujarnya.

Di tempat lain, Trump berkicau di Twitter pada pukul 08.00 pagi di Washington. Nada suaranya tidak seberat ancaman yang dilakukan sebelumnya pada Selasa. Namun dia secara eksplisit siap mengacungkan senjata nuklir negaranya dengan cara yang biasanya dihindari oleh pendahulunya.

"Perintah pertama saya sebagai presiden adalah merenovasi dan memodernisasi persenjataan nuklir kita. Sekarang jauh lebih kuat dan lebih kuat dari sebelumnya," kata Trump melalui Twitternya.

"Mudah-mudahan kita tidak akan pernah menggunakan kekuatan ini, tapi tidak akan pernah ada waktu di mana kita bukan bangsa terkuat di dunia!"

Sebenarnya, Barack Obama yang menyetujui perombakan besar dan modernisasi stok nuklir AS, yang sekarang dikaji oleh administrasi Trump. Persenjataan ini jauh lebih kecil daripada pada puncak perang dingin.

AS memiliki 6.800 hulu ledak nuklir, sementara Rusia memiliki 7.000. Mantan Menteri Pertahanan AS, William Perry memperingatkan dalam sebuah email kepada Guardian bahwa ancaman kosong akan melemahkan penangkalan nuklir dan kredibilitas AS. "Pada 8 Agustus, Presiden Trump tampaknya mengancam penggunaan senjata nuklir pertama terhadap Korea Utara," kata Pe

Ini tindakan yang berbahaya bagi preseden historis. Kebijakan dan praktik Amerika Serikat mengenai ancaman penggunaan senjata nuklir telah berlangsung selama beberapa dekade, dilakukan oleh presiden kedua partai politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement