REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Jepang sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan, Kamis (17/8). Hal ini secara khusus disampaikan menyusul ancaman nuklir Korea Utara (Korut) yang dinilai semakin meningkat.
Kesepakatan ini dipenuhi dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan AS James Mattis dan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera di Ibu Kota Washington. Kedua negara juga setuju untuk meningkatkan tekanan dan memperkuat kerja sama dalam mencegah ancaman program nuklir Korut.
"Kami sepakat meningkatkan tekanan untuk memperkuat kemampuan aliansi untuk menghadapi ancaman Korut, " ujar Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, dilansir Asian Correspondent, Jumat (18.8).
Ancaman program nuklir Korut dinilai semakin meningkat menyusul serangkaian uji coba rudal yang dilakukan negara terisolasi itu. Salah satu yang terbaru adalah yang dilakukan pada 28 Juli lalu.
Rudal yang disebut sebagai Hwasong-14 itu disebut memiliki jangkauan dan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan yang diuji cobakan pada 4 Juli. Senjata ini dyakini mampu membawa hulu ledak nuklir besar dan menjangkau daratan AS, khsuusnya wilayah Alaska.
Dalam beberapa waktu terakhir, ketegangan antara Korut dan AS telah terjadi. Ancaman program nuklir Korut sebelumnya diperingatkan oleh Presiden AS Donald Trump dapat dibalas dengan tindakan keras berupa aksi militer.
Baru-baru ini, ia juga mengatakan hendak membalas negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu dengan melepaskan api dan kemarahan.
Selama ini, Korut mengatakan pengembangan program nuklir merupakan alat pertahanan utama. Namun, sejumlah negara di kawasan Semenanjung Korea, khususnya Korea Selatan (Korsel) dan Jepang juga merasa khawatir karena menjadi ancaman utama serangan rudal dan senjata berbahaya lainnya.