REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan saat ini semua pilihan dapat dipersiapkan untuk menghadapi ancaman Korut. Peringatan ini datang menyusul uji coba rudal terbaru yang dilakukan pada Senin (28/8).
Korut kembali melakukan uji coba rudal yang dilaporkan menempuh jarak hingga 2.700 kilometer dan sempat melewati Hokkaido, Jepang. Tes senjata tersebut kali ini dinilai menjadi ancaman yang jauh lebih serius, sekaligus memicu langkah lebih keras terhadap negara terisolasi itu.
"Dunia telah menerima pesan terbaru dari Korut yang lebih jelas dan keras, sekaligus memberi isyarat penghinaan terhadap negara-negara di sekitarnya, serta internasional," ujar Trump dilansir BBC, Selasa (29/8).
Atas tindakan Korut yang dinilai mengancam dan semakin memicu ketegangan dunia, maka negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu harus siap mendapat tekanan lebih besar. Trump menegaskan, semua pilihan, tidak terkecuali tindakan militer harus dipertimbangkan untuk menghadapinya.
Selama ini, Korut mengatakan pengembangan program nuklir merupakan alat pertahanan utama. Namun, sejumlah negara di kawasan Semenanjung Korea khususnya Korea Selatan (Korsel) dan Jepang merasa khawatir karena menjadi ancaman utama serangan rudal dan senjata berbahaya lainnya di wilayah itu.
Dalam satu bulan terakhir, Korut telah mengklaim kemajuan teknologi rudal yang negara itu miliki. Beberapa uji coba senjata yang terbaru dilakukan dan salah satunya yang dinilai sebagai ancaman besar adalah rudal yang mereka sebut sebagai Hwasong-14.
Rudal jenis ini pertama kali diuji coba pada 4 Juli lalu. Senjata ini dikatakan mampu membawa hulu ledak nuklir besar dan menjangkau daratan AS, khususnya wilayah Alaska.
Kemudian, dalam uji coba terbaru Hwasong-14 pada 28 Juli lalu, rudal memiliki jangkauan dan kekuatan yang lebih tinggi. Rudal mencapai ketinggian 2314,6 dan terbang sejauh 620 mil hingga akhirnya mendarat di perairan pantai timur Semenanjung Korea.
Karena itu, ketegangan antara AS dan Korut dalam beberapa waktu terakhir meningkat. Pada awal bulan ini, Trump memperingatkan Pyongyang dapat menghadapi api dan kemarahan dari negaranya jika terus mengembangkan program nuklir dan rudal.
Pada April lalu, sejumlah kapal kelompok angkatan laut dari negara adidaya itu juga telah ditempatkan di Semenanjung Korea sebagai langkah antisipasi.
Kemudian, AS dilaporkan telah menerbangkan dua pesawat yang mampu meluncurkan bom B-1B supersonik di atas Semenanjung Korea. Bersamaan dengan itu, jet milik Jepang dan Korsel juga bergabung, seperti apa yang diminta oleh Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley bahwa dua negara itu harus berbuat lebih banyak dengan adanya uji coba rudal terbaru Hwasong-14.