REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan tentang bahaya perang antara Korea Utara (Korut) dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Ia menilai bila perang meletus, hal tersebut dapat menyebabkan bencana planet dan hilangnya nyawa dalam jumlah besar.
Putin mengatakan, histeria ketegangan militer saat ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal. "Ini adalah jalan buntu," ucapnya kepada awak media setelah menghadiri pertemuan puncak BRICS di Xiamen, Cina, seperti dikutip laman the Guardian, Selasa (5/9).
Ia mengimbau pihak-pihak yang saat ini terlibat ketegangan agar tidak menjerumuskan diri ke dalam peperangan. "(Perang) Ini bisa menyebabkan bencana planet dan hilangnya nyawa manusia dalam jumlah yang besar. Tidak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah nuklir Korut kecuali lewat dialog damai," ujar Putin.
Sebab menurutnya, berkaca pada fenomena intervensi asing di Libya dan Irak, membuat pemimpin Korut Kim Jong-un merasa membutuhkan senjata nuklir untuk bertahan hidup. "Mereka (Korut) akan makan rumput namun tidak akan menghentikan program nuklirnya selama mereka belum merasa aman," kata Putin.
Peringatan Putin ini muncul saat Korea Selatan menolak untuk mengesampingkan pemindahan senjata nuklir taktis AS di wilayahnya. Sikap ini dinilai menjadi hambatan serius dalam upaya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Di sisi lain, Pyongyang juga telah memberikan tanda-tanda untuk meluncurkan atau menguji rudal balistik antarbenua lainnya.
Pada Selasa (5/9), kapal perang Korsel menggelar latihan militer. Mereka telah berkomitmen untuk melancarkan serangan bila provokasi Korut dinilai mengancam keamanan Korsel. "Jika musuh melancarkan provokasi di atas atau di bawah air, kami akan segera memukul balik untuk mengubur mereka di laut," kata Kapten Choi Young-chan, komandan Maritime Battle Group 13 dalam sebuah pernyataan.
Korut mengklaim telah berhasil menguji bom hidrogen untuk memperkuat rudal balistik antarbenua yang telah dikembangkannya. "Uji coba bom hidrogen dilakukan untuk memeriksa dan mengonfirmasi keakuratan dan kredibilitas kontrol daya. Desain struktural internal yang baru diperkenalkan untuk membuat bom hidrogen dapat ditempatkan sebagai muatan ICBM (rudal balistik antarbenua)," kata kantor berita Korut, Korean Central News Agency, tak lama setelah mereka menguji bomnya pada Ahad (3/9).
Uji bom hidrogen ini sempat membuat guncangan hebat berkekuatan sekitar 6,2 skala richter. Guncangan ini bahkan terasa hingga Jepang dan Rusia.