Kamis 07 Sep 2017 10:50 WIB

PM India Salahkan Militan Rohingya Atas Kekerasan di Rakhine

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Agus Yulianto
Perdana Menteri India Narendra Modi.
Foto: food.ndtv.com
Perdana Menteri India Narendra Modi.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPIDAW -- Perdana Menteri India Narendra Modi mendukung pernyataan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi yang menyalahkan militan atas kekerasan yang dialami Rohingya di Rakhine. Pejabat Myanmar telah lama berpendapat, krisis di Rakhine adalah hasil dari aktivitas terorisme yang sedang berlangsung.

"Kami turut khawatir mengenai kekerasan yang dilakukan ekstremis di negara bagian Rakhine dan terutama kekerasan terhadap pasukan keamanan dan bagaimana orang yang tidak bersalah ikut tewas," ujar Modi saat mengunjungi Myanmar, Rabu (6/9), dikutip CNN.

Menurut media negara tersebut, gelombang kerusuhan terbaru diawali oleh serangan militan Rohingya yang membunuh 12 petugas keamanan dalam serangan di pos perbatasan pada 25 Agustus lalu. Dengan demikian, tindakan keamanan di Rakhine diperlukan untuk melindungi orang-orang yang tidak berdosa.

"Kami percaya, bersama-sama kita dapat bekerja untuk memastikan terorisme tidak diizinkan mengakar di tanah kita atau di tanah di negara-negara tetangga," ucap Suu Kyi.

Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Modi dan Suu Kyi, kedua pemimpin tersebut berjanji akan bekerja sama untuk memecahkan masalah terorisme di Rakhine. "Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada India atas pendiriannya yang kuat sehubungan dengan ancaman teroris yang datang ke negara kami beberapa minggu yang lalu," kata Suu Kyi.

Diperkirakan 123.600 warga Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh dalam beberapa hari ini. Banyak dari mereka yang menyeberangi perbatasan dengan membawa cerita menakutkan, karena pasukan keamanan Myanmar terus melakukan serangan untuk memburu para militan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement